Perkuat Etika Digital dalam Mengembangkan Minat dan Bakat
Surakarta - Keberadaan internet telah membentuk komuntas masyarakat sendiri. Pekerjaan yang semula dilakukan secara tradisional sekarang bisa diselesaikan hanya duduk di depan komputer atau menggunakan smartphone.
Hal tersebut dikatakan oleh kabid PAI Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah, Imam Buchori dalam webinar literasi digital dengan tema “Mengembangkan Minat dan Bakat dengan Literasi Digital” yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo bagi warga Kota Surakarta, Jawa Tengah, pada Senin (22/11/2021).
Imam mengatakan dampak positif dalam menggunakan aplikasi media digital ini berupa efisiensi, keamanan, kenyamanan, efektivitas. Namun di sisi lain juga memberikan dampak negatif yakni menurunnya perilaku sosial, kejahatan, hingga kerawanan moral.
“Berbagai fasilitas yang tersedia di internet memungkinkan seseorang bertindak tidak etis misalnya dengan iseng melakukan perbuatan yang tidak seharusnya dilakukan,” kata dia.
Imam menekankan kepada pengguna digital untuk memiliki kemampuan etika, yakni sekumpulan azas atau nilai yang berkenan dengan akhlak, tata cara mengenai benar dan salah, tentang hak dan kewajiban yang dianut oleh golongan atau masyarakat.
Kemudian juga etiket, berupa tata cara individu saat berinteraksi dengan orang lain atau dikenal istilah netiket atau network etiquette ketika bermasyarakat di ruang digital.
Untuk itu, Imam berharap dalam bermedia pengguna harus selalu menyadari bahwa mereka berinteraksi dengan manusia nyata di jaringan lain, bukan sekedar dengan deretan karakter huruf di layar monitor.
“Sebab kita semua manusia sekalipun ketika berada di ruang digital, ada budaya dan hak orang lain yang harus kita hormati,” tuturnya.
Imam menyebut pengguna harus ingat keberadaan orang lain dan selalu taat pada standar perilaku online yang sebenarnya sama dijalani dalam kehidupan dunia nyata.
“Tidak reaktif dan berpikir dulu sebelum menyampaikan komentar, berkomentar dengan bahasa yang sopan dan santun. Menghormati privasi orang lain, dan usahakan membagikan hal positif,” kata dia.
Narasumber lainnya, Penulis & Co-Founder Akademia Vortual Media, Muawwin mengatakan di era digital saat ini memunculkan tantangan dan juga peluang.
Menurutnya, untuk tantangan yang timbul seperti remaja yang menghabiskkan waktu lebih dari 5 jam per hari untuk internet. Kemudian juga fakta menunjukkan akses anak Indonesia terhadap konten pornografi per hari rata-rata 25 ribu orang. “Tantangan lainnya berupa akses internet yang tidak sehat, penyebaran hoaks, ujaran kebencian, hingga intoleransi,” katanya.
Sedangkan untuk peluangnya, berupa lahirnya lapangan kerja baru berbasis media digital, munculnya ekonomi kreatif, dan membantu mengembangkan kemampuan literasi tanpa teks cetak.
Menurut Muawwin, dalam memanfaatkan minat dan bakat anak dengan memanfaatkan teknologi, bisa dengan berbagai cara. Pertama yakni mengunduh aplikasi yang sesuai dengan minat dan bakat anak. “Contohnya menggambar, mendesain, bermain musik, serta games memecahkan teka-teki,” katanya.
Kemudian bisa dengan menggunakan media sosial untuk mengembangkan minat dan bakat. Lalu mengecek kelebian dan kekurangan di temubakat.com. “Anak bisa juga diarahkan untuk bergabung dengan komunitas,” paparnya.
Dipandu moderator Yade Hanifa, webinar yang dihadiri sekitar 130-an peserta kali ini juga menghadirkan narasumber lain yakni Untoro (Guru PAI), Yunadi Ramlan (Pengamat Sejarah dan Budaya), dan Top 3 Mamamia Indonesia, Billy Wardana, selaku key opinion leader. (*)
Post a Comment