Pentingya Literasi Digital Bagi Guru dan Siswa
PEKALONGAN: Tenaga didik dan peserta didik harus siap beradaptasi terhadap perkembangan teknologi. Teknologi yang ada sebaiknya digunakan, dimanfaatkan, dan difungsikan dengan baik, benar, tepat guna, dan tepat sasaran.
"Kita adalah guru digital yang dituntut selalu bisa beradaptasi terhadap kemajuan zaman," kata praktisi pendidikan Anggraini Hermana saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema "Literasi Digital bagi Pendidik dan Anak Didik di Era Digital" yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (24/11/2021).
Dalam webinar yang diikuti 400 lebih peserta itu, Anggraini mengatakan guru yang beradaptasi terhadap zaman memiliki sikap selalu inovatif, produktif, kreatif, berliterasi dengan baik, dan selalu update.
"Kita ini mungkin bagaikan Google, dituntut memiliki wawasan yang seluas cakrawala, selalu melihat segala sesuatu dari berbagai sudut pandang, bijak dan inspiratif," kata Anggraini Hermana.
Lalu, Anggraini juga membeberkan beberapa contoh implementasi dari edukasi literasi digital dalam dunia pendidikan. Misalnya saat presentasi menggunakan YouTube, optimalisasi sosial media, kegiatan belajar mengajar menggunakan zoom meeting, pemberian dan pengumpulan tugas melalui Google Classroom, pemanfaatan aplikasi desain saat mengerjakan tugas, transaksi e-tuition fee menggunakan mobile banking, adanya akses e-book atau e-library, juga penguasaan terhadap teknologi berbagai jenis perangkat digital yang digunakan sebagai alat pendukung belajar mengajar.
Anggraini menambahkan, tenaga didik dan peserta didik harus terliterasi digital agar tidak ketinggalan.
"Literasi memudahkan kita dalam bekerja maupun belajar menjadi masyarakat yang smart, menjadi pribadi yang baik, bisa belajar kapanpun, dimanapun, dengan cara apapun serta menjadi pribadi yang cerdas yang bermanfaat, memajukan kehidupan bangsa dan mengurangi tingkat korban kejahatan akibat buta teknologi," urainya.
Menurut Anggraini, hal yang harus dipersiapkan untuk menunjang pembelajaran literasi digital antara lain jaringan internet yang baik, perangkat digital yang memadai, persiapan mental untuk mau belajar, dan meningkatkan literasi digital sebuah pola pikir yang out-of-the-box serta sudut pandang yang luas terhadap kemajuan iptek.
Menjadi tenaga didik dan peserta didik yang update kreatif dan inovatif akan membuat individu menjadi skillful dalam mengoperasikan aplikasi digital, beretika dan bermoral dalam digital baik guru maupun siswa.
"Maka dari itu, harus selalu belajar dan upgrade skill active. Active learning methods misalnya mengajak siswa untuk lebih proaktif dalam memberikan ilmu serta pembelajaran dengan metode literasi dan tematik," jelas Anggraini.
Lebih jauh, bagi Anggraini langkah upgrade skill belajar perlu memiliki pemikiran yang out-of-the-box dan memiliki pandangan positif pada setiap kesempatan.
Narasumber lain webinar itu, Penulis konten Jaring Pasar Nusantara Murniandhany Ayusari mengatakan literasi digital bagi pendidik dan anak didik di era digital memiliki dua sisi.
Secara positif, era digital memberi kemudahan akses informasi, munculnya lapangan pekerjaan dan komunikasi lebih mudah.
"Tapi sisi negatifnya era digital juga ada hoaks, cyberbullying, kejahatan sampai cyberpornografi," kata Ayusari.
Untuk meminimalisir sisi negatif era digital kita semua harus memiliki literasi yang kuat. Jika di era sebelumnya literasi membaca dan menulis tapi di era industri 4.0 literasi memiliki banyak variasi, salah satunya literasi digital.
"Literasi digital tidak hanya penggunaan teknologi tapi juga membangun proteksi untuk keselamatan dan keamanan pengguna internet, hak kebebasan berekspresi yang dilindungi, penggunaan internet dapat menghasilkan karya produktif," kata Ayusari.
Webinar itu juga menghadirkan narasumber pengawas sekolah Dinas P dan K Pekalongan Usman, Wakil Rektor IAIN Pekalongan Muhlisin, serta dimoderatori Bunga Cinka dan Aprilia Ariesta sebagai key opinion leader. (*)
Post a Comment