Pentingnya Empat Pilar Literasi Digital Agar Aman Berinternet
Bantul - literasi digital merupakan pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari.
Hal tersebut diungkapkan oleh Marketing Digital Expert, G Coach, Eko Sugiono dalam webinar literasi digital dengan tema “Literasi Digital dalam Meningkatkan Keterampilan Diri” yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo bagi warga Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Selasa (09/11/2021).
“Literasi digital penting karena bisa membuat kita berpikir kritis, kreatif dan inovatif, memecahkan masalah, berkomunikasi dengan lebih lancar, berkolaborasi dengan lebih banyak orang,” kata dia.
Eko memaparkan kerangka literasi digital yang pertama yakni digital skill yaitu memahami dan memiliki keterampilan menggunakan semua perangkat digital dengan tepat sesuai keperuntukannya.
Kedua yaitu digital ethics, yaitu memahami dan menggunakan perangkat digital untuk berinteraksi-berpartisipasi-berkolaborasi secara sadar, penuh integritas, bertanggung jawab, dan demi kebajikan.
Kemudian digital culture, yaitu memahami dan memanfaatkan media digital sebagai budaya baru namun tidak meninggalkan budaya “keindonesiaan” yang berdasar pancasila dan keanekaragaman budaya dalam kerangka Bhinneka Tunggal Ika.
Terakhir yakni digital safety, berupa memahami dan terampil dalam menggunakan media digital yang aman dan nyaman bagi dirinya maupun bagi orang lain sebagai warga negara.
Eko mengungkapkan maraknya aktivitas digital yang dilakukan mengharuskan pengguna untuk peduli pentingnya memproteksi perangkat digital dan data pribadinya.
“Selain membantu memudahkan pekerjaan di dunia kerja, belajar, mencari hiburan, transaksi secara daring mulai menjadi kebiasaan baru. Karena kebiasaan baru tersebut menimbulkan banyaknya kejahatan di dunia digital,” tuturnya.
Eko menyebut beberapa kejahatan yang bisa timbul yakni phising yaitu upaya untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelabuan. “Data yang menjadi sasaran phising adalah data pribadi, data akun, dan data finansial,” kata dia.
Kemudian ancaman scam yakni segala bentuk tindakan yang sudah direncanakan yang bertujuan untuk mendapatkan uang dengan cara menipu atau membohongi orang lain. “Biasanya terjadi kontak komunikasi, baik melalui media chat, telepon,” katanya.
Eko menyampaikan untuk melindungi data pribadi di internet bisa dengan memakai mode incognite ketika berselancar, kemudian menggunakan password yang sulit ditebak.
“Waspadai tautan phising, hati-hati saat menggunakan jaringan wifi umum, dan memastikan data terenkripsi,” ujarnya.
Narasumber lainnya, Marketing & Communications Specialist, Khairul Anwar mengatakan dengan mempunyai kemampuan empat pilar literasi digital maka masyarakat atau pengguna teknologi bisa cakap bermedia digital.
“Individu mampu mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan lunak dalam lanskap digital, mesin pencarian informasi, aplikasi percakapan dan media sosial, serta aplikasi dompet digital, lokapasar dan transaksi digital,” ucapnya.
Dipandu moderator Dimas Satria, webinar kali ini juga menghadirkan narasumber Tomy Widiyatno (Pekerja & Pengembang Media Seni), Ibnu Novel Hafidz (Creative Entrepreneur), dan TV Host, Neshia Sylvia, selaku key opinion leader. (*)
Post a Comment