Peluang Pemuda Di Ruang Digital Sebagai Agen Perubahan
Kota Surakarta – Generasi muda memiliki tanggung jawab lebih dalam menghadapi era transformasi digital karena mereka yang akan menjadi pemegang tongkat estafet memimpin bangsa. Sebagai generasi yang lebih melek digital, pemuda diharapkan dapat menciptakan ruang digital yang aman dan nyaman serta mampu mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini disampaikan dalam webinar literasi digital bertajuk “Peran Generasi Muda Dalam Menghadapi Era Digitalisasi”, yang digelar Kementerian Kominfo untuk warga Kota Surakarta, Rabu (3/11/2021).
Kasi SMK Cabang Dinas Pendidikan Cabang Wilayah VII Jateng Ties Setyaningsih mengatakan peta digital hari ini telah sampai pada era budaya digital dimana gaya hidup masyarakat hampir tidak bisa lepas dari pemanfaatan media digital. Baik itu dalam hal bersosialisasi, komunikasi, pekerjaan, hiburan, dan pendidikan penggunaan teknologi menjadi sarana yang memudahkan dan lebih efisien.
Hal tersebut terlihat dari penetrasi pengguna internet yang meningkat dari waktu ke waktu. Pada kuartal kedua periode 2019 penetrasi internet mencapai 73,7 persen dari total penduduk 266 juta jiwa. Dan pada 2020 ke 2021 pengguna internet semakin meningkat dan dipercepat karena kondisi pandemi Covid-19.
Data tersebut menunjukkan bahwa Indonesia sudah terbilang melek digital dan berbudaya digital. Sebagai masyarakat digital sekaligus masyarakat Indonesia harus menyadari bahwa kita juga memiliki beragam budaya yang berbeda, sehingga di ruang digital pun diharapkan tetap menjaga dan mewujudkan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam berkomunikasi dan berinteraksi.
“Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika merupakan jalan tengah yang penting bagi masyarakat majemuk, pun ketika di ruang digital yang terdiri dari beragam budaya dan negara. Nilai-nilai tersebut kita wujudkan dengan memproduksi konten budaya dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Ties Setyaningsih kepada peserta webinar.
Dalam produksi konten hendaknya tidak melupakan keberadaan pihak lain yang mungkin tidak nyaman ketika mengekspos hal sensitif, seperti ritual budaya pun ibadah. Dalam mengekspresikan konten budaya tentu ada pembatasan kebebasan hak digital. Yaitu menjaga hak-hak atau reputasi orang lain, dan menjaga keamanan nasional atau ketertiban masyarakat.
“Ada hak privasi yang harus dipahami oleh setiap pengguna media digital. Oleh sebab itu nilai-nilai toleransi, kesetaraan, harmoni, demokrasi hendaknya diinternalisasikan dalam kegiatan bermedia kita. Kita bisa bergotong-royong menjunjung budaya lokal kita sebagai karakter dalam bermedia tanpa melanggar hak orang lain,” lanjutnya.
Dosen Universitas Padjajaran Enjat Munajat menambahkan bahwa generasi muda dapat berperan sebagai agen perubahan sekaligus agen pembangunan di era transformasi digital. Dua poin tersebut dapat diwujudkan dengan membuat konten yang mengenalkan budaya dalam negeri ke kancah internasional, atau mengisi ruang digital dengan hal positif lainnya.
“Berpartisipasi dalam berbagai kegiatan online seperti diskusi penguatan literasi digital. Karena tidak bisa dipungkiri budaya literasi perlu ditingkatkan agar melahirkan generasi penerus bangsa yang kritis dalam menghadapi informasi atau kondisi tertentu. Literasi digital disini tidak hanya cukup paham cara menggunakan perangkat digital tapi juga bagaimana mengoptimalkan penggunaan secara bijak dan bertanggung jawab,” kata Enjat Munajat.
Media digital dapat dijadikan generasi muda untuk membangun pendidikan dengan wawasan yang lebih luas lagi, karena sumber informasi dan referensi dewasa ini sangat mudah diakses. Atau memanfaatkan media digital untuk mendongkrak ekonomi negara.
“Transformasi digital melahirkan berbagai toko daring dan lokapasar yang bisa dimanfaatkan untuk melebarkan pasar produk lokal. Mendukung produk lokal dengan membeli barang asli buatan Indonesia ketimbang barang impor bukanlah sesuatu yang akan membuat kita merasa rendah diri. Kita justru harus bangga dapat membanggakan produk lokal sehingga dapat bersaing dengan produk luar,” tutupnya.
Diskusi yang dipandu oleh Rara Tanjung (entertainer) ini juga dihadiri oleh narasumber lainnya, Muhammad Fadlullah (konsultan it dan trainer robotika), Agus Riyanto (Ketua KNPI Kota Surakarta), serta Dimas Sakti Nugraha (entrepreneur) sebagai key opinion leader. (*)
Post a Comment