Kuasai Pilar Literasi Digital Agar Aman dan Nyaman di Dunia Digital
Bantul - Penggunaan internet secara signifikan mengubah gaya hidup maupun pandangan masyarakat dalam beberapa cara. Berbagai sektor kehidupan tidak bisa lepas dari keberadaan internet mulai dari aspek pribadi hingga komunitas.
Hal tersebut dikatakan oleh Dosen Universitas Alma Ata Yogyakarta, Ageng Asmara dalam webinar literasi digital dengan tema “Menjadi Pelopor Masyarakat Digital” yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo bagi warga Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Senin (29/11/2021).
Ageng mengungkapkan penggunaan internet juga mengubah tuntutan zaman dari waktu ke waktu dengan berlangsung cepat dan tanpa memandang apa dan siapapun. “Mulai dari lowongan pekerjaan, pribadi, perjalanan, seni, perpustakaan, gaya hidup, belanja, musik, olahraga, games dan lainnya apapun saat ini bisa diakses melalui internet,” katanya.
Di era disrupsi seperti ini, lanjut Ageng, masyarakat harus mempunya kemampuan literasi digital. Yakni kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk menemukan, mengevaluasi, memanfaatkan, membuat dan mengkomunikasikan konten maupun informasi dengan kecakapan kognitif maupun teknikal.
“Seorang pengguna yang memiliki kecakapan literasi digital yang baik tidak hanya mampu mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab,” tuturnya.
Ageng mengungkapkan pengetahuan literasi digital yang baik juga perlu didukung kerangka internet yang sehat sehingga apa yang hendak dikomunikasikan dapat terwujud dan sesuai dengan etika berkomunikasi secara digital.
Ageng juga menyebut, beberapa pilar literasi digital yang perlu dikuasai yang pertama yakni digital skill yang meliputi pengetahuan dasar mengenai langkah-langkah digital internet dan dunia maya. Kedua, digital kultur berupa pengetahuan dasar akan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan kecakapan digital dalam kehidupan berbudaya berbangsa dan bernegara.
Sedangkan ketiga yaitu digital ethics yaitu etika berinternet. Kemudian pilar keempat adalah digital safety berupa pengetahuan dasar mengenai proteksi perangkat keras, identitas digital, data pribadi, digital rekam, jejak digital dan minor safety di platform digital.
Menurut Ageng, keamanan digital ini dapat dimaknai sebagai sebuah proses untuk memastikan penggunaan layanan digital baik secara daring dan luring dapat dilakukan secara aman dan nyaman tidak hanya untuk mengamankan data yang dimiliki akan tetapi juga melindungi data pribadi yang bersifat rahasia.
Narasumber lainnnya, Pegiat Literasi Digital, Heru Prasetia mengatakan internet adalah sebuah sistem komunikasi global yang menghubungkan komputer-komputer dan jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia.
Pada kesempatan paparannya, Heru memberikan tips dalam memilih dompet digital. Pertama yakni mengenali masing-masing karakteristik dari setiap dompet digital yang ada. “Masing-masing dompet digital memiliki layanan yang berbeda-beda,” katanya.
Tips selanjutnya dalam memilih dompet digital yaitu menentukan peruntukan dan kebutuhannya. Jika kebutuhan yang akan dipenuhi untuk segala hal seperti untuk pembelian pulsa, pembayaran listrik, pembayaran TV kabel, pembayaran kartu pascabayar, isi ulang e-money, pembayaran PDAM maka pilih dompet digital yang memadai untuk itu.
“Tentukan kebutuhan apa saja yang memang diprioritaskan, dengan demikian kita dapat terhindar dari kebiasaan berbelanja berlebihan hanya karena untuk memenuhi keinginan ketimbang kebutuhan,” ucapnya.
Dipandu moderator Niken Pertiwi, webinar kali ini juga menghadirkan narasumber Muhammad Mustafid (Sekretaris Nur Iman Foundation Mlangi Yogyakarta), Titis Rosowulan (Dosen STAI Syubbanul Wathon), dan Entrepreneur, Dimas Sakti Nugraha selaku key opinion leader. (*)
Post a Comment