Kemenkes Gelar Fornas Kemandirian dan Ketahanan Industri Sediaan Farmasi
WARTAJOGJA.ID: Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan gelar Forum Nasional (Fornas) Kemandirian dan Ketahanan Industri Sediaan Farmasi di Yogyakarta, 8-9 November 2021. Forum tersebut digelar untuk meningkatkan kemandirian obat dan alat kesehatan di Indonesia.
Kemandirian obat dan alat kesehatan merupakan instruksi Presiden Joko Widodo melalui Inpres No. 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.
Wakil Menteri Kesehatan RI dr. Dante Saksono Harbuwono mengatakan persoalan tentang kemandirian farmasi ini sudah ada sejak dahulu.
"Saat ini kita sadar bahwa kemandirian kita tentang berbagai macam hal harus kita lakukan baik secara formal maupun secara praktis. Itu harus mencerminkan bahwa kita negara yang besar. Jumlah penduduk kita 270 juta merupakan pasar yang optimis bagi seluruh kegiatan farmasi," katanya pada Forum Nasional Kemandirian dan Ketahanan Industri Sediaan Farmasi, Senin (8/11) di Yogyakarta.
Pentingnya kemandirian obat dan alat kesehatan sejalan dengan industri farmasi yang sudah mulai bergerak ke arah hulu dengan memproduksi bahan baku obat baik Active Pharmaceutical Ingredients (API) kimia maupun bioteknologi.
Namun, Direktur Produksi dan Distribusi Kefarmasian Agusdini Banun mengatakan pandemi COVID-19 menuntut untuk berbuat lebih, kegiatan riset perlu dipacu untuk mengembangkan inovasi termasuk kegiatan uji klinik untuk mendukung pengembangan industri farmasi di Indonesia.
"Upaya percepatan untuk menumbuhkan ekosistem industri sediaan farmasi yang kondusif juga perlu dilakukan untuk menjamin keberpihakan kepada produk lokal, sehingga dapat memacu industri sediaan farmasi untuk terus berkarya menghasilkan sediaan farmasi produksi dalam negeri yang aman, bermanfaat, dan bermutu untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan," katanya.
Forum nasional kemandirian dan ketahanan Industri sediaan farmasi ini bertujuan untuk mendorong kemandirian sediaan farmasi (bahan baku obat kimia, bioteknologi, vaksin dan natural) dengan indikator Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang efektif.
Dalam forum tersebut juga dibahas strategi untuk percepatan peningkatan penggunaan sediaan farmasi (bahan baku obat kimia, bioteknologi, vaksin dan natural) dalam negeri.
"Melalui forum ini diharapkan dapat menghasilkan rencana strategis yang disepakati oleh para stakeholder yang terdiri dari akademisi, pelaku usaha, dan pemerintah bagi percepatan pengembangan bahan baku obat produksi lokal," kata Agusdini. (Cak/Rls)
Post a Comment