Kecakapan Digital Sebagai Landasan Perilaku Cerdas Berinternet
YOGYAKARTA : Pengguna internet perlu memiliki kecakapan digital dalam arti secara menyeluruh agar dapat menggunakan ruang digital secara bijaksana dan terarah.
”Kecakapan digital dapat dimulai dari yang sederhana, seperti mampu mencari sumber informasi yang akurat di internet,” kata actor & art enthusiast Mathori Briliant saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema "Saring sebelum sharing ke media sosial" yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kota Yogyakarta, Selasa (9/11/2021).
Dalam webinar yang diikuti ratusan peserta itu, Mathori mengatakan keamanan berselancar internet memang menjadi isu utama dewasa ini. Pilih-pilih informasi sebelum membagikan ke ruang digital menjadi hal sangat krusial, sekaligus sensitif yang bisa mengubah masa depan seseorang. Terlebih jika informasi itu memicu kericuhan dan perpecahan sosial.
Mengutip pepatah jawa, Mathori mengatakan agar pengguna internet jangan menjadi orang yang merasa bisa atau merasa pintar. Tetapi jadilah orang yang bisa dan pintar merasa. Kebaikan diri berasal dari tutur kata yang terucap, dan kebaikan media sosial dimulai dari perilaku jari-jemari.
“Gunakan secara bijaksana kemudahan mengakses informasi karena sebuah informasi bisa jadi malah menjerumuskan diri kita, mesti selalu berhati-hati dalam penggunaan perangkat digital itu agar terhindar dari berbagai motif kejahatan digital juga,” kata Mathori.
Kecakapan digital, kata Mathori, juga soal kecakapan manajemen dalam penggunaan ponsel atau perangkat digital. Sebab kegiatan ber-digital akan menjadi candu dengan cepat. Sehingga pengguna perlu menyeimbangkannya sendiri. Seperti ambil satu momen untuk meletakkan smartphone kita.
Sebagai sebuah pengingat dan catatan untuk literasi digital. Mathori mengatakan jangan sampai pengguna digital hanya berpikir terus berproduksi sampai lupa menjaga ketenangan hati dan emosi.
“Jangan hanya rajin berjejaring dunia virtual, tapi dengan lingkungan terdekat tak saling mengenal. Jangan hanya banyak menimba ilmu tapi tidak dibarengi memperbaiki akhlak perilaku,” kata dia.
Mathori mengatakan pada dasarnya kecakapan digital terkait erat dengan etika budaya yang merupakan fitrah dari manusia.
Narasumber lain webinar itu, P3MD Kemendes PDTT Muhammad Arwani, mengatakan urgensi penerapan etika bermedia digital antara lain karena penetrasi internet yang tinggi dalam kehidupan masyarakat. Baik dari sisi akses maupun durasi.
“Selain itu, penggunaan internet dan perubahan perilaku masyarakat dari media konvensional ke digital dari belajar-bekerja-bertransaksi berjejaring sosial juga kian intens,” kata dia.
Urgensi etika bermedia digital lain juga karena adanya situasi pandemi Covid 19 yang memicu percepatan interaksi digital.
Arwani mengatakan prinsip etika adanya kesadaran atau sikap etik tahu diri, tanggung jawab atas resiko diri, integritas atau jujur diri dan nilai-nilai kebajikan khususnya derajat kebajikan.
Webinar itu juga menghadirkan narasumber entrepenur Misbachul Munir, Redaktur Langgar.co Abdul Rohim, serta dimoderatori Rara Tanjung serta Oness selaku key opinion leader. (*)
Post a Comment