Jaga Jejak Digitalmu, Agar Tak Rusak Sebelanga Karier dan Masa Depanmu
Semarang: Bumi ini makin padat dan riuh. Data terbaru, Planet Bumi berpenghuni 7,83 miliar manusia, dan serunya 5,3 juta terkoneksi smartphone dan 4,6 juta terkoneksi internet. Indonesia tak kalah seru. Dari 274 juta warganya, yang terkoneksi internet 202 juta. Seru sekali dampaknya di dunia maya. Dalam semenit, menurut We Are Social, ada 68 ribu film ditonton, 20 juta chat WhatsApps terkirim dan 2.700 akun Tiktok baru muncul. Kalau tak jeli dan hati-hati, maka apa yang kita tinggal di ruang digital yang tak terpikir dulu saat posting bisa mengundang masalah.
Di beragam berita online setahun terakhir, kita menemukan berita: ”Seru, Dua Cewek Berantem di Mojokerto Gara-gara Story di WA”. Ada juga, ”Tawuran Antar-Pemuda di Tana Toraja Gara-gara Saling Ejek Antar-Desa Adat di Medsos”, atau ”Tawuran SMA Terjadi karena Kepentingan YouTuber Bikin Konten buat Kejar Subscriber”.
”Jadi, ini serius buat adik-adik, pikir, saring dan bijaklah kalian sebelum posting apa pun di ruang digital, karena dampaknya bisa sangat serius. Tidak hanya di dunia maya, tapi berimbas luas di dunia nyata. Jadi, jangan asal posting. Posting hanya yang penting dan jangan asal yang penting posting. Rawat betul jejak digital kalian di ruang digital, karena mengancam serius masa depan kalian semua,” ujar Dr. Ni Made Ras Amanda, dosen Komunikasi Fisipol Universitas Udayana Bali, saat berbicara dalam webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk warga Kota Semarang, Selasa, 2 November 2021.
Mengupas topik menarik ”Kenali dan Pahami Rekam Jejak di Ruang Digital”, webinar yang diikuti 550 peserta dari seputar Kota Semarang, itu dibuka dengan keynote speech Presiden Jokowi, dilanjut pesan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Wali Kota Semarang Hendar Prihadi, yang sangat berharap ratusan warga yang mengikuti webinar dapat mengambil manfaat positifnya
”Kalau warga Semarang bisa makin cakap dan bijak dalam memanfaatkan era digital, saya berharap banyak peluang ilmu yang membuat warga Semarang makin mumpuni. Juga, peluang dan tantangan bisnis dan perubahan zaman yang berkembang bisa diantisipasi secara cerdas. Sehingga, harapan Pemerintah Kota Semarang menjadikan warganya makin hebat dan jago dalam persaingan global menjadi makin mudah kita wujudkan,” ujar Hendar Prihadi.
Ni Made Ras Amanda tak tampil sendiri. Dipandu moderator Fikri Hadil dan key opinion leader seorang digital marketing dan strategys social media, Dede Fajar Kurniawan, hadir juga secara virtual tiga pembicara lain: Zahid Asmara, seorang kreator konten dan pembuat film; Amni Zarkazy Rahman, dosen Universitas Diponegoro Semarang; dan Arif Hidayat, dosen Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Betapa sikap dan polah jemari kita mesti dikendalikan, sejatinya sudah jauh hari dipesankan oleh RA Kartini, pahlawan kita. Dikutip Arif Hidayat, Kartini pernah menyampaikan pesan: ”Banyak hal dalam hidupmu yang bisa menjatuhkanmu, tapi yang justru paling berbahaya dan benar-benar mudah menjatuhkanmu adalah sikap dan polahmu sendiri”.
Nah, dalam konteks era digital, lanjut Arif Hidayat, jangan sampai polah jemari kita yang mudah mengomentari suatu hal yang belum kita paham, dan kadang kita tak perlu terlibat gara-gara salah respons dan posting, kita jadi terjerumus dalam jejak buruk digital yang merusak citra dan nama baik kita selamanya.
”Jadi sekali lagi, pikir jernih, sabar dan bijaklah berpikir sebelum posting. Kalau sampai salah dan direspons keliru oleh publik digital, rusak sebelanga karier hidup yang Anda rintis sepanjang masa,” pesan Arif Hidayat, serius. (*)
Post a Comment