Implementasikan Kecakapan dalam Memanfaatkan Teknologi
Semarang - Manusia digital merupakan revolusi keempat umat manusia, yang mencakup dan melibatkan semua orang. Saat ini semua telah berubah menjadi manusia digital.
Teknologi pun telah mengubah cara manusia dalam berbicara, bekerja, berdagang dan bertansaksi dan semua orang punya kesempatan untuk bisa bangkit dari kemiskinan melalui keterbukaan.
Hal tersebut dikatakan oleh Anggota Komisi Kajian Ketatanegaraan MPR RI, Nuzran Joher dalam webinar literasi digital dengan tema ”Mengembangkan Minat dan Bakat dengan Literasi Digital” yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk warga Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Jumat (19/11/2021).
Nuzran mengatakan manusia dan masyarakat digital mengeksplorasi transformasi meliputi seluruh sendi kehidupan. “Sebentar lagi semua orang di planet bumi akan terkoneksi secara digital dan semua orang punya kesempatan untuk bisa bangkit dari kemiskinan melalui keterbukaan,” kata dia.
Nuzran menyebut adanya transformasi digital ini pun menimbulkan tantangan tersendiri bagi masyarakat. Pertama, yakni kurangnya kecakapan digital dalam menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak menimbulkan penggunaan media digital yang tidak optimal.
Kemudian rendahnya etika digital berpeluang menciptakan ruang digital yang tidak menyenangkan karena terdapat banyak konten negatif.
Menurut Nuzran, tantangan selanjutnya yakni lemahnya budaya digital yang menimbulkan pelanggaran hak warga digital. Lalu, rapuhnya keamanan digital berpotensi terhadap kebocoran data pribadi maupun penipuan digital.
Nuzran mengatakan, kecakapan digital yakni berupa kemampuan individu dalam mengetahui, memahami dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak teknologi informasi komunikasi (TIK), serta sistem operasi digital.
Nuzran menyebut, kemampuan kecakapan digital ini penting, terlebih di masa pandemi Covid-19. ”Digital skills ini untuk bisa beradaptasi dan inovasi, menumbuhkan kreativitas, memanfaatkan peluang, memanfaatkan kemudahan, dan kontribusi terhadap kemajuan peradaban,” ucapnya.
Narasumber lainnya, Kabid Pendidikan Agama Islam (PAI) Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah, Imam Buchori mengatakan keberadaan internet telah membentuk komunikasi masyarakat sendiri.
Imam mengatakan pekerjaan semua dilakukan secara tradisional sekarang bisa diselesaikan hanya duduk di depan komuter atau menggunakan smartphone. “Dampak positif penggunaan aplikasi media digital berupa efisiensi, kemanan, kenyamanan dan efektivitas,” katanya.
Imam mengungkapkan dalam bermedia pengguna harus selalu menyadari bahwa mereka berinteraksi dengan manusia nyata di jaringan lain. ”Tidak sekadar dengan deretan karakter huruf di layar monitor. Sebab kita semua manusia sekalipun ketika berada di ruang digital, ada budaya dan hak orang lain yang harus kita hormati,” kata dia.
Imam mengatakan netiket berkomunikasi di media dan sosial itu harus menghargai privasi orang lain, tidak menyebar tangkapan layar percakapan privat ke ruang publik atau kepada orang lain. Tidak pernah membawa sara dan sopan dalam menjalin komunikasi.
“Ingat keberadaan orang lain. Tidak reaktif dan berpikir dulu sebelum menyampaikan komentar, berkomentar dengan bahasa yang sopan dan santun. Menghormati privasi orang lain,” ucapnya.
Dipandu moderator Yade Hanifa, webinar kali ini juga menghadirkan Ahmad Taufik (Guru PAI), Muawwin (Penulis & Co-Founder Akademia Virtual Media), dan TV Presenter, Oka Fahreza, selaku key opinion leader. (*)
Post a Comment