Implementasi Keamanan Digital dalam Berinteraksi di Media Sosial
Semarang - Dewasa ini perkembangan teknologi informasi berkembang begitu pesat dan hampir semua lini peradaban terdigitalisasi. Hajat hidup manusia dari aspek sosial, ekonomi, budaya ditopang oleh perangkat digital.
Hal tersebut dikatakan oleh Entrepreneur & Pegiat Seni Tradisi, Misbachul Munir dalam webinar literasi digital dengan tema “Bijak Sebelum Mengunggah di Media Sosial” yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo bagi warga Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, pada Rabu (17/11/2021).
Munir mengungkapkan dengan perkembangan teknologi ini membuat seluruh manusia terhubung, informasi mengalir deras.
“Meski sisi manfaatnya besar bagi kehidupan, namun juga membawa sisi negatif yang sampai saat ini masih menjadi persoalan yang belum terpecahkan. Seperti ancaman kebocoran data pribadi, pelanggaran privasi, individu dan polarisasi sosial,” katanya.
Pengguna teknologi pun mau tidak mau harus memahami mengenai literasi digital, yakni pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi.
Kemudian juga menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari.
“Salah satu pilar digital yang perlu dipahami yakni keamanan digital. Keamanan digital ini merupakan sebuah proses untuk memastikan penggunaan layanan digital dapat dilakukan secara aman dan nyaman,” ujarnya.
Adapun komponen aman bermedia digital yang pertama yaitu mengetahui dan memahami konsep dan mekanisme proyeksi digital. Kedua, afektif berupa empati untuk saling melindungi keamanan digital pengguna lain, misalnya tidak membocorkan identitas orang lain.
Lalu, komponen kognitif yakni membiasakan untuk memastikan keamanan digital dan memperbarui pengaman digital.
Munir juga membeberkan mengenai mitigasi keamanan digital dengan mengutamakan nilai kemanusiaan dan aturan dalam berinterkasi.
“Mitigasi kemanan ini bisa berupa saling menghormati membentuk lingkungan yang mendukung agar setiap orang merasa percaya diri dan dihargai. aman, nyaman dan saling melindungi. Adapun interaksi yang ada adalah interkasi yang positif,” kata dia.
Munir mengatakan kunci agar aman dan nyaman menggunakan media sosuai yaitu mengerti platform yang digunakan, mengerti penggunaannya, mengerti sisi hukum, dan berhati-hati dengan emosi. “Gunakan akal sehat, berpikir sebelum bertindak, memahami sumber informasi, mulai dari diri sendiri,” ujarnya.
Narasumber lainnya, Penulis & Jurnalis, Didin Sutandi mengatakan pijakan agar bisa bijak dalam menggunakan media sosial yakni Pancasila. Sila pertama diwujudkan dengan membina kerukunan hidup, anti penistaan agama, menghormati dan menghargai perbedaan agama, serta toleran.
Sila kedua, yakni mengakup persamaan derajat, sigap membantu, tenggang rasa, menjunjung HAM, adil dan kolaborasi. Sila ketiga yaitu cinta tanah air, harmoni, menghargai kebhinekaan, utamakan bangsa dan persatuan.
Sedangkan Sila keempat diwujudkan dengan mengutamakan musyawarah untuk mufakat, menghargai dan melaksanakan hasil musyawarah serta menghargai pendapat orang lain. “Sementara Sila kelima, berupa bekerja keras, menghormati hak orang lain, peduli, mengurangi penderitaan orang lain dan bergotong royong,” ucapnya.
Dipandu moderator Anneke Liu, webinar yang diikuti sekitar 190 peserta kali ini juga menghadirkan narasumber Alfan Gunawan (Senior Konsultan Opal Communication), Aina Masrurin (Media Planner Ceritasantri.id), dan TV Presenter, Putri Juniawan, selaku key opinion leader. (*)
Post a Comment