Cakap dan Cerdas Berdigital, Solusi Atasi Bonus Demografi dengan Beragam Dampaknya
Cilacap: Bonus itu sudah dirasakan sejak saat ini. Diprediksi sejak 2030 s.d. 2040, bangsa Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yang butuh solusi untuk diatasi. Jumlah penduduk yang produktif dari usia 15 s.d. 64 tahun akan mencapai 64 persen populasi penduduk Indonesia, di mana di akhir 2040 diprediksi jumlah populasi penduduk bakal mencapai 297 juta jiwa.
Taryo S.Sos, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Cilacap mengatakan, makin meningkatkan kecakapan digital adalah salah satu solusi untuk mengatasi beragam masalah yang kemungkinan timbul, baik itu pengangguran, pendidikan, kenakalan remaja dan beragam dampak sosial ekonomi yang menyertainya seperti kemiskinan dan kurang gizi.
Taryo menambahkan, merangsang generasi muda untuk memanfaatkan teknologi digital secara positif dan kreatif merupakan upaya semua pihak. Bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Begitu juga memacu lebih banyak UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah), makin memanfaatkan ruang digital untuk go digital dan membanjiri pasar e-marketing dengan produk yang unik dan inovatif.
”Kalau itu dilakukan, bisa mengembangkan pasar dan omzet untuk menampung lowongan kerja generasi muda dan kaum produktif, khususnya di level pedesaan dan kelurahan, karena ke depan keduanya akan menjadi kantong sentra pengumpulan penduduk,” papar Taryo saat menjadi narasumber dalam webinar literasi digital ’Indonesia Makin Cakap Digital’ yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo ) untuk warga Kabupaten Cilacap, Jumat (12/11/2021).
Webinar dibuka oleh Presiden Joko Widodo dengan menyampaikan keynote speech, dilanjut pesan dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo serta Bupati Cilacap Tato Suwarto Pramuji. Dipandu moderator Mafin Rizqi, selain Taryo juga hadir tiga pembicara lainbya. Yakni, Detkri Badhiron, advokat; Jefry Yohanes Fracisco, CEO JF Autowear; serta blogger dan SEO Specialist Ragil Trihatmojo. Ikut pula bergabung Nindy Gita, professional public speaker yang tampil sebagai key opinion leader.
Taryo menambahkan, meningkatkan kecakapan digital bagi generasi muda ke depan makin penting, sebagai upaya agar generasi muda tak terjerumus dalam beragam dampak negatif ruang digital. Karena, sejak saat ini, ketergantungan pemuda pada perangkat digital makin tak bisa dipisahkan.
”Kalau tak dilatih agar makin cakap dan bijak berdigital, dikhawatirkan generasi muda terjerumus pada risiko negatif. Bukan hanya narkoba dan pergaulan seks bebas, tapi juga menurunya nasionalisme dan sikap patriotik, cinta tanah air yang mengancam wawasan kebangsaan generasi muda,” urai Taryo.
Hal itu, lanjut Taryo, merupakan kesadaran penting dalam mengelola hidup berbangsa sesuai etika dan nilai luhur bangsa. Dalam konteks Indonesia, Pancasila dan UUD 1945 serta Bhinneka Tunggal Ika menjadi sumber tuntunan dan tatanan perilaku dalam hidup berbangsa.“”Hal itu yang menjadi acuan mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera bagi seluruh rakyat. Transformasi digital hendaknya jadi sarana mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan masyarakat, jangan sampai terjadi sebaliknya,” pesan Taryo.
Bagaimana mencegah agar generasi muda tak terjerumus dampak negatif ruang digital, tapi cerdas menangkap peluang positifnya?
Widiasmorojati punya jawaban. Kata dia, tentu dimulai dari keluarga yang mendampingi tumbuh kembang anak dan siswa dalam menemukan jatidiri yang penuh cinta kasih. Orangtua agar tetap menjaga etika luhur yang saling menghormati orang lain dan menghargai karya orang, baik saat berinteraksi di dunia maya maupun nyata.
”Guru di sekolah juga mesti bisa mentransfer pengetahuan dan nilai positif yang menjaga keluhuran budi dengan mengacu nilai Pancasila dan kebhinekaan dalam tumbuh kembang siswa di sekolah agar saat berinteraksi dalam masyarakat generasi muda selalu menjaga ketertiban umum dan bijak bermasyarakat,” urai Widiasmorojati.
Lantas, bagaimana cara konkret agar generasi muda makin kreatif menangkap peluang dan menjaga wawasan kebangsaan agar tak luntur?
Ragil Trihatmojo mengusulkan, buat konten film positif yang mengedepankan kepahlawanan. Buat konten sejarah bangsa yang menarik dan asyik ditonton di Youtube, atau aneka medsos agar ditangkap sebagai teladan patriotik buat genarasi muda.
”Banjiri medsos dengan konten bernorma Pancasila. Isi terus dengan beragam success story pengusaha, petani, dan banyak tokoh yang berjuang keras meraih sukses agar menjadi inspirasi positif bagi anak muda dan ditiru dalam meraih masa depannya,” jelas Ragil Trihatmojo. (*)
Post a Comment