Adaptasi Kenormalan Baru, Menghidupkan Pariwisata Melalui Media Digital
Banyumas – Pandemi Covid-19 sangat berdampak di berbagai sektor kehidupan, dan salah satu yang sangat terpukul adalah sektor pariwisata dan kegiatan yang berkaitan dengan industri pelayanan pariwisata. Pada kondisi pandemi yang sudah mulai bisa melonggar sektor pariwisata dituntut untuk bisa menggerakkan kembali roda penggerak wisata dengan memanfaatkan media digital. Dosen Unsri Palembang Rindang Senja Andarini mengatakan sektor pariwisata harus bisa beradaptasi dengan kenormalan baru agar roda pariwisata bisa bangkit lagi.
Adaptasi dengan kenormalan baru menurut Rindang merupakan kunci dari industri pariwisata. Dari Kemenparekraf telah mencetuskan ekonomi pariwisata baru dengan empat prinsip. Hygiene yang mengedepankan sisi kebersihan, kesehatan, dan keamanan, serta lingkungan. Less crowd karena kecenderungan masyarakat yang saat ini lebih menyukai destinasi yang jauh dari keramaian. Low touch dan low mobility dimana wisatawan lebih memilih melakukan perjalanan pendek dan roadtrip dengan kendaraan pribadi.
“Kondisi pandemi yang masih ada di Indonesia merubah tren pariwisata. Perilaku konsumen dalam berwisata berubah mengikuti kemampuan finansial, pertimbangan keamanan, serta kebiasan-kebiasaan selama PSBB. Saat ini tren solo traveling lebih banyak diminati dan karena phisical distancing membuat orang ragu untuk bepergian beramai-ramai,” ujar Rindang saat mengisi webinar literasi digital bertema “Strategi Pemulihan Pariwisata Pasca Covid-19 Melalui Media Digital”, Jumat (5/11/2021).
Industri pariwisata pada era kenormalan baru menurut Rindang harus bisa menangkap peluang dari adanya kebijakan pembatasan perjalanan ke luar negeri untuk lebih meningkatkan minat menjelajah wisata lokal. Daya beli masyarakat yang turun dapat menjadi peluang untuk merancang pengalaman berwisata dengan harga yang kompetitif. Misalnya penawaran staycation atau tur virtual menjadi pilihan konsumen pariwisata saat ini, lalu yang perlu dipertimbangkan juga adalah kecenderungan masyarakat yang suka dengan wisata alam terbuka.
“Selain menggencarkan promosi wisata dengan prinsip CHSE, promosi pariwisata harus lebih intensif lagi dengan mengubah startegi penjualan. Strategi banting harga mungkin dapat berhasil meskipun hanya untuk jangka pendek, sehingga diperlukan inovasi misalnya dengan layanan tur virtual yang memberikan pengalaman wisata namun dengan budget yang lebih ramah,” kata Rindang dalam webinar yang diselenggarakn Kementeraian Kominfo RI untuk masyarakat Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Kondisi pandemi memang lebih sulit untuk mendapatkan pelanggan baru, oleh sebab itu strategi bisa beralih untuk fokus dengan pelanggan lama. Misalnya dengan mengontak kembali pelanggan lama melalui e-mail atau narahubung lainnya.
“Strategi promosi berbasis digital dapat dilakukan dengan membuat konten menarik, bermanfaat, dan edukatif melalui kanal Youtube, web, atau platform digital lainnya mengutamakan informasi seputar wisata. Baik itu cerita tentang sejarahnya, sisi budayanya, dan sebagainya.”
Sementara itu Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan Dan Pariwisata Banyumas Asis Kusumandani menambahkan bahwa pemerintah Kabupaten Banyumas telah melakukan berbagai aksi untuk mendukung operasional pariwisata di era kenormalan baru. Selain menerapkankan prinsip kebersihan, kesehatan, dan keamanan, serta lingkungan di obyek wisata dan desa wisata, pemerintah sudah membuat SOP pembukaan pariwisata dengan tidak menciptakan kluster baru penyebaran virus corona.
“Strategi digitalisasi pariwisata di Banyumas menekankan pada e-tiketing untuk meminimalisir kontak langsung sekaligus menjadi data untuk tracking dan tracing jika ada kondisi yang tak diinginkan. Promosi wisata dilakukan melalui media elektronik, seperti mengadakan pentas seni dan budaya secara virtual, serta video informasi wisata,” ujar Asis Kusumandani.
Pemerintah Banyumas juga menyusun aplikasi Dolan Banyumas yang dapat dimanfaatkan untuk mencari informasi seputar wisata, oleh-oleh, layanan hotel, serta informasi lainnya. Tidak hanya itu, pemerintah juga memberikan pelatihan kepada sumber daya manusia untuk mendukung digitalisasi pariwisata di desa.
Kegiatan yang dipandu oleh Fikri Hadil (entertainer) hari ini juga diisi oleh narasumber lainnya, Novi Kurnia (Staf Pengajar Universitas Gadjah Mada Yogyakarta), Wiwit Y. Hartono (Bidang Pemasaran Dan Komunikasi Komite Ekonomi Kreatif Banyumas), serta Sri Rezeki (Duta Wisata Jateng 2019). (*)
Post a Comment