1.000 Peserta Ikuti Webinar Penanaman Karakter Kepada Generasi Millenial Lewat Media Online
PATI : Sebanyak 1.000 peserta mengikuti webinar literasi digital bertema ”Penanaman Karakter Unggul Melalui Media Online Kepada Generasi Millenial” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Kamis (25/11/2021).
Anggota Komisi Kajian Ketenagakerjaan MPR RI Nuzran Joher dalam kesempatan itu menyatakan, manusia digital saat ini tak lain hasil revolusi keempat umat manusia yang mencakup dan melibatkan proses tranformasi pengetahuan.
“Kita telah berubah menjadi manusia digital, teknologi telah mengubah cara kita berbicara, bekerja, berdagang dan bertransaksi,” kata Nuzran.
Lebih jauh, Nuzran mengatakan manusia dan masyarakat digital memiliki ciri mengeksplorasi transformasi seluruh sendi kehidupan. “Sebentar lagi semua orang di planet bumi ini pun akan terkoneksi secara digital dan semua orang punya kesempatan untuk bisa bangkit dari kemiskinan melalui keterbukaan,” kata dia.
Hanya saja, lanjut Nuzran, ada sejumlah tantangan modern masyarakat digital. Terutama karena kecakapan digital belum merata khususnya dalam menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak, sehingga mengakibatkan penggunaan media digital yang tidak optimal.
“Ini ditambah rendahnya etika digital yang berpeluang menciptakan ruang digital jadi tidak menyenangkan karena terdapat banyak konten negatif,” sebut Nuzran.
Menurut Nuzran, lemahnya budaya digital juga menimbulkan pelanggaran hak warga digital serta rapuhnya keamanan digital berpotensi meluasnya kebocoran data pribadi maupun penipuan digital.
“Kecakapan digital dibutuhkan sebagai kemampuan dalam mengetahui, memahami, menggunakan perangkat keras dan piranti lunak serta sistem operasi digital,” ungkapnya.
Kecakapan digital itu meliputi pemahaman tak hanya hardware dan software, tapi juga transaksi digital, dompet digital dan uang elektronik, memahami gangguan informasi, penyedia jasa internet, platform media sosial dan mesin pencari.
“Platform media sosial menjadi aplikasi populer yang memungkinkan pengguna dapat membuat dan berbagi isu dalam jaringan sosial,” tegasnya. Adapun karakteristik umum platform media sosial yakni borderless atau tanpa batas, ada proses diseminasi, menyebarkan informasi lebih kompleks atau dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
“Konten umumnya dapat diproduksi tanpa melalui sensor atau filtering jadi setiap orang bisa menjadi produsen,” imbuh Nuzran Joher.
Narasumber lain webinar itu, praktisi pendidikan Yoga Dwi Prasetyo mengatakan, memahami etika bisa dilakukan dengan cara sederhana.
Misalnya bagi siswa kepada guru, etika bisa diterapkan ketika pembelajaran daring.
“Perhatikan waktu pengiriman pesan, kirim pesan pada hari dan jam kerja, gunakan bahasa yang baik dan benar bukan bahasa yang alay, dimulai dengan sapa seperti Assalamualaikum, selamat pagi dan lainnya,” kata Yoga.
Selain itu siswa juga selalu menuliskan identitas seperti nama dan kelas siswa secara jelas, tuliskan keperluan dengan jelas dan singkat. “Jangan bertele-tele dan ucapkan maaf untuk kerendahan hati sebagai bentuk penghormatan atas penggunaan waktunya dan akhiri pesan dengan ucapan terima kasih,” pungkas Yoga Dwi Prasetyo.
Webinar itu juga menghadirkan narasumber Rektor Amikom Yogyakarta Suyanto, tokoh pendidikan Ahmad Baedowi, serta dimoderatori Anneke Liu dan Putri Shabrina sebagai key opinion leader. (*)
Post a Comment