Utamakan Keteladanan Dalam Transformasi Pendidikan
TEMANGGUNG: Direktur Afada Temanggung Ahmad Lutfi menuturkan pendidikan selalu mengandaikan adanya keteladanan yang dicontohkan oleh generasi yang lebih tua serta lingkungan, dari level terkecil keluarga hingga level bangsa.
“Pendidikan tidak bisa hanya mengandalkan pada sistem an sich. Jika kita masih sepakat pendidikan adalah di atas segalanya, maka mendigitalisasi pendidikan adalah sebuah kemungkinan yang selalu terbuka,” ujar Lutfi saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema “Transformasi Digital untuk Pendidikan yang Lebih Bermutu” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Selasa (21/9/2021).
Pada kesempatan paparannya, Lutfi menuturkan bahwa pandemi Covid-19 hanyalah sebuah test case dari keniscayaan manusia bertransformasi ke dunia digital. Tanpa ada pandemi umpamanya, dunia Pendidikan sudah barang pasti akan selalu ditantang menjawab perubahan zaman dengan hanya menyediakan dua opsi: Take it or left behind.
“Pada akhirnya, transformasi digital untuk pendidikan yang lebih bermutu akan bertumpu pada kemauan dan kesiapan empat pilar utama mulai dari pemerintah, sekolah atau lembaga pendidikan, keluarga dan stakeholder terkait,” kata Lutfi.
Lutfi mengungkap tantangan transformasi digital di dunia pendidikan bisa belajar dari studi kasus pemberlajaran selama pandemi Covid -19. Peristiwa seperti Badai Katrina, wabah flu pandemi yang mematikan, atau penyakit menular yang dilepaskan sebagai tindakan terorisme, menunjukkan perlunya solusi pendidikan alternatif untuk menjaga integritas sekolah selama bencana.
“Jika flu burung, misalnya, menjadi pandemi besar berikutnya, sangat mungkin bahwa satu tahun akademik bisa hilang karena ’reses karantina’,” katanya.
“Pertanyaannya kemudian menjadi, bagaimana kita bisa menjaga sekolah tetap bijaksana ketika sekolah tradisional diliburkan untuk jangka waktu yang tidak terbatas?” tanya Lutfi. Lutfi pun menyatakan bahwa dunia digital sama seperti dunia nyata. Di dalamnya banyak orang baik, namun tak sedikit pula orang jahat yang selalu mengintai, mencari celah, dan memanfaatkan kelalaian netizen untuk mencari keuntungan dengan cara tidak legal.
“Tidak hanya untuk mengamankan data yang kita miliki melainkan juga melindungi data pribadi yang bersifat rahasia. Proteksi perangkat digital pada dasarnya merupakan perlindungan yang bertujuan untuk melindungi perangkat digital dari berbagai ancaman malware,” kata Lutfi.
Narasumber lain webinar itu, Dosen FEB Universitas Mulawarman Rahmawati mengatakan pembelajaran digital dalam Pendidikan 4.0 berupa pembelajaran e-learning yang menerapkan teori yang telah dipelajari dalam penyelesaian masalah dari penugasan.
“Dalam e-learning, siswa dituntut untuk mencari, mengolah, dan menulis kembali informasi yang mereka dapat dari sumber yang tidak terbatas. Siswa menentukan jadwal, goal dari hasil belajarnya,” katanya.
Dengan begitu, imbuh Rahmawati, tantangannya yakni semakin luas referensi riset dan materi artinya tingkat pelacakan sumber juga semakin banyak sehingga tingkat orisinalitas karya milik siswa dapat dipertanyakan.
Webinar ini juga menghadirkan narasumber dosen Psikologi STIKES Nasional Surakarta Noviana Dewi, praktisi pendidikan Meidine Primalia serta dimoderatori Zacky Ahmad juga Stephanie Cecilia selaku key opinion leader. (*)
Post a Comment