Tetap Berbudaya Indonesia dalam Bersosial Media
Klaten – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menggelar webinar literasi digital bagi masyarakat di Klaten, Sabtu (14/8/21). Dengan tema “Menjadi Masyarakat Digital yang Berbudaya Indonesia”, persoalan dibahas melalui empat perspektif literasi digital, yang meliputi budaya digital, keamanan digital, kecakapan digital dan etika digital.
Kegiatan yang dimoderatori oleh Bobby Aulia (entertainer) tersebut menghadirkan Erlan Primansyah (Technology Entrepreneur and Innovation Warrior), Saeroni (Head of Studies Center for Family and Social Welfare, UNU, Yogyakarta), Hidayatun (Kepala MTs Negeri Kabupaten Semarang), Muawanatul Badriyah (Kepala MTs Negeri 5 Sragen) sebagai pembicara. Serta Ratih Sukmaresi (Content Creator) sebagai Key Opinion Leader.
Kepala MTs Negeri Kabupaten Semarang Hidayatun menyampaikan, terdapat beberapa karakteristik warga digital Indonesia. Di antaranya kemampuan mengenal dan mendekati masalah sebagai masyarakat global. Ia menambahkan, kemampuan berpikir kritis dan sistematis juga dimiliki warga Indonesia yang berada di dunia digital.
“Mereka juga memiliki kepekaan terhadap hak asasi manusia. Selain itu bisa bekerjasama, memahami dan menghormati perbedaan budaya. Ini yang bisa dijadikan landasan untuk menjadi masyarakat digital yang berbudaya Indonesia,” terangnya dalam webinar tersebut.
Ia menambahkan, dalam bersikap di sosial media, netizen Indonesia harus memiliki sifat yang berdasar pada Pancasila. Seperti sikap toleransi dalam menjalani ibadah sesuai agama dan kepercayaan. Cinta tanah air dan budaya yang ada di dalamnya juga menjadi nilai yang harus terus dijaga masyarakat Indonesia.
"Sistem sosial di Indonesia itu ada sosial budaya agama. Beberapa agama yang ada di Indonesia itu, Islam, Kristen dan lainnya. Selain itu ada sistem budaya asing juga. Dari India, Melayu dan lainnya. Serta sistem sosial budaya campuran, yakni sistem religi dan upacara keagamaan, bahasa, kesenian dan organisasi kemasyarakatan," paparnya.
Sementara itu, Technology Entrepreneur and Innovation Warrior Erlan Primansyah mengatakan, dalam berbudaya Indonesia di ruang digital ada beberapa hal yang harus dipenuhi. Seperti mengacu pada Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, serta norma yang berlaku.
"Manfaat positif berinternet memang banyak. Seperti sarana komunikasi, pembelajaran dan bisnis. Namun tidak memungkiri banyak juga dampak negatif dari internet. Misalnya penindasan dan perdagangan manusia. Banyak contohnya, jadi kita harus waspada," terangnya.
Untuk itu, ia menyampaikan, perlu langkah dalam memulai internet. Serta memastikan platform yang digunakan sudah memenuhi standar. Antara lain keamanan, proteksi dan privasi. Dirinya menjelaskan, secara umum pengaturan ketiga hal tersebut sama di semua platform. Perbedaannya hanya penamaan dan letak pengaturannya.
"Untuk anak lakukan pembatasan akses ke aplikasi dan konten. Serta lakukan pengaturan keamanan, proteksi dan privasi. Lebih jelas lagi, berikan contoh beberapa hal terkait masalah dan keburukan yang bisa saja terjadi dalam menggunakan dunia digital," tambahnya. (*)
Post a Comment