Tantangan Tranformasi Kurikulum Pendidikan di Era Digital
Kendal – Dewasa ini tantangan tranformasi kurikulum pendidikan di era digital makin meningkat. Untuk itu perlu edukasi yang luas agar adaptasi berjalan sesuai dengan target dan materi pembelajaran. Hal ini dibahas dalam webinar literasi digital oleh Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Senin, 30 Agustus lalu.
Mengangkat tema diskusi ”Tantangan Tranformasi Kurikulum Pendidikan di Era Digital,” pengajar Administrasi Publik – Fisip Universitas Jenderal Soedirman Dwiyanto Indiahono mengatakan manusia saat ini hidup dalam budaya digital baru. Karena itu, penting untuk memahami bagaimana cara beradaptasi yang baik dan benar.
“Budaya Digital itu merupakan suatu cara hidup yang baik, dilestarikan, dan diwariskan pada konteks pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi,” katanya.
Agar digitalisasi tidak menggeser nilai-nilai moralitas yang ada, maka diperlukan penghayatan yang tinggi terhadap nilai pancasila. "Perlunya Nilai Ketuhanan, Nilai Kemanusiaan, Nilai Persatuan, Nilai Demokrasi, Nilai Kesejahteraan," tegas Dwiyanto pada peserta webinar.
Berkesempatan memaparkan materi di sesi kedua, Praktisi Pendidikan Anggraini Hermana lebih banyak menyorot persoalan bagaimana berdigital dengan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Yaitu bagaimana menumbuhkan cinta Kasih, saling menghormati perbedaan kepercayaan di ruang digital,” ujarnya.
Dalam paparannya, Anggraini tak lupa membagikan bekal tentang tradisi atau budaya digital yang seharusnya dibangun. Apa saja? ”Produksilah konten budaya dalam kehidupan sehari-hari. Berbagi cerita tentang seni dan budaya. Lestarikan seni, budaya, dan bahasa daerah di ruang digital,” katanya.
Narasumber lain, Ali Rohmat, menyatakan, sebagaimana di ruang nyata, memperlakukan orang lain di dunia maya juga harus dengan adil dan manusiawi. Utamakan kepentingan Indonesia di atas kepentingan pribadi atau golongan. Berikan kesempatan setiap orang untuk bebas berekspresi dan berpendapat.
“Bangunlah kebersamaan untuk menggunakan ruang digital dengan aman dan etis. Caranya, hindari penyebaran hoaks, perundungan siber, ujaran kebencian, pencemaran nama baik, provokasi maupun berkata yang tidak sopan,” jelasnya.
Webinar literasi digital digagas Kominfo dan berlangsung serentak di berbagai kabupaten. Kominfo berupaya ikhtiar ini dalam rangka menumbuhkan semangat literasi digital agar penggunaan ruang-ruang digital berlangsung sehat.
Acara diakhiri dengan tanya jawab dan curhat pengalaman dari Key Opinion Leader, Endi Agustian.(*)
Post a Comment