Soal Adab, Tak Ada Bedanya antara Dunia Nyata dan Maya
Jepara – Dosen Universitas Serang Raya yang juga anggota IAPA (Indonesian Association for Public Administration), Delly Maulana, menegaskan bicara adab bukan lagi terkotak-kotak antara dunia maya atau dunia nyata.
“Jadi pengguna internet harus sopan santun, memiliki tata krama, moral, dan nilai-nilai sesuai dengan nilai-nilai ke-Indonesian. Tidak ada perbedaan antara nilai-nilai di dunia nyata dengan nilai-nilai di dunia maya,” ungkapnya saat menjadi narasumber webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Kamis (7/10/2021).
Adab berasal dari kosa kata bahasa Arab, yang berarti kesopanan, sopan santun, tata krama, moral, nilai-nilai yang dianggap baik oleh masyarakat.
Artinya, kata dia, menggunakan kata-kata yang santun dan etis (tidak vulgar atau jorok) dalam berkomunikasi di media sosial adalah sangat penting.
Menghargai hak cipta orang lain, menghargai privasi orang lain, tidak sembarang memposting dan menyebarkan informasi atau konten yang belum tentu valid dan positif, juga bagian dari adab itu sendiri.
“Hindari menggunakan huruf kapital saat berkomunikasi pada media sosial. Cek dulu, cek dulu sebelum memposting, berkomentar atau menyebarkan suatu konten. Jadikan media sosial sebagai alat untuk meningkatkan produktivitas dan kreativitas,” ucapnya.
Dia mengingatkan karena jejak digital itu kejam maka jangan gegabah menyebar data-data yang tidak jelas alias hoaks. Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang. “Bisa jadi manusia meninggal meninggalkan jejak digital,” tandasnya.
Disebutkan, adab sebagai karakter bangsa Indonesia adalah religius, saling menghargai, toleransi, gotong royong, ramah, persatuan dan kesatuan, budaya malu, berjiwa pejuang dan tangguh.
Seseorang hendaknya bersikap bijak di dalam ruang digital dengan selalu berpikir positif dan berpikir sebelum memposting. Atau, menyaring sebelum membagikan.
Narasumber lainnya, Didit Susiyanto selaku CSR Practitioner menyayangkan netizen Indonesia tidak sopan se-Asia Tenggara. Berdasarkan hasil riset Microsoft Digital Civility Index (DCI) tahun 2020 (Digital Civility Index) peringkat kesopanan global Indonesia berada pada posisi peringkat 29 dari 32 negara.
Indonesia menempati posisi ke-6 dari 6 negara ASEAN (Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand dan Vietnam) dan Indonesia lebih unggul dibanding Mexico, Rusia dan Afrika Selatan.
Dipandu moderator Adrian, webinar bertema Menjadi Pengguna Internet yang Beradab ini juga menghadirkan narasumber Didin Sutandi (Penulis dan Jurnalis), Rizqika Alya Anwar (Head of Operation PT Cipta Manusia Indonesia), Dian Kristiandi (Bupati Kabupaten Jepara) sebagai Keynote Speech, Ganjar Pranowo (Gubernur Provinsi Jawa Tengah) sebagai Keynote Speech dan Adinda Daffy (News TV Presenter) sebagai Key Opinion Leader. (*)
Post a Comment