Skill Digital Diperlukan Agar Cerdas Berinternet
Sleman - Masyarakat Indonesia saat ini berada pada era digital yang mana kemajuan teknologi begitu pesat. Pada era saat ini, aspek kehidupan tidak terlepas dari penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
Hal tersebut dikatakan oleh Peneliti UGM, Sabinus Bora Hangawuwali dalam webinar literasi digital dengan tema “Menjadi Masyarakat Digital yang Pintar” yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo bagi warga Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Kamis (14/10/2021).
Bora mengungkapkan pada era digital saat ini pun terjadi pergeseran pola pikir, sikap dan perilaku masyarakat dalam mengakses dan mendistribusikan informasi.
“Era digital saat ini juga ditandai dengan semakin mudahnya masyarakat dalam mengakses informasi melalui berbagai platform teknologi digital yang menawarkan inovasi fitur dari medium komunikasi yang kian interaktif,” kata dia.
Menurut Bora, penggunaan platform digital di Indonesia cenderung lebih banyak di platform media sosial. Misal seperti Youtube, WhatsApp, Facebook, Instagram, Twitter, Line, Messenger, hingga Linkedln.
Dalam penggunaan internet ini pun memiliki banyak ancaman seperti hoaks atau informasi maupun konten bohong. Ancaman itu berupa paparan radikalisme, penipuan, pornografi, bullying, prostitusi, sinis, SARA, ujaran kebencian, narkoba dan lainnya.
Untuk itu, lanjut Bora, penting bagi pengguna mempunyak skill digital. Skill tersebut berapa hard skill yakni kemampuan mengenal, mengakses dan mengoperasikan perangkat yang dimiliki entah dari alatnya; komputer, maun ponsel pintar.
Kemudian juga mampu menguasai perangkat lunak, seperti aplikasi WhatsApp, Facebook dan lainnya. Dalam penggunaan internet juga harus mempertimbangkan seperti untuk kebutuhan, tanggung jawabnya, dan risiko.
Bora mengungkapkan hal yang tak pentingnya yakni pengguna digital dalam menggunakan media sosial supaya bisa berpikir kritis. “Kritis terhadap informasi dari kita sendiri maupun yang kita terima di media digital,” tuturnya.
Bora mengatakan kritis yang dimaksud yakni selalu mengecek isi atau konten informasi mengenai kebenarannya. Kemudian melakukan pengecekan sumber atau website dari berita tersebut.
Selain itu juga harus mengkoparasikan informasi yang sama dengan sumber-sumber lainnya untuk memastikan kebenarannya. “Hal yang penting adalah, baca dan pahami dulu ketika menerima informasi,” ujarnya.
Narasumber lainnya, Founder Arsoft Teknology, Mujiantok mengatakan konsep penggunaan internet atau online secara bijak dan sesuai dengan etika atau norma yang berlaku, yakni tanpa membahayakan keamanan diri sendiri ataupun orang lain.
Menurutnya, pengguna digital harus mengetahui ancaman digital dan juga bagaimana cara mengantisipasinya. Ancaman digital itu bisa berupa konten negatif, ujaran kebencian, hoaks, pronografi, dan lainnya.
Sedangkan cara antisipasi, salah satunya dengan memahami langkah keamanan digital yang biasa disediakan fiturnya di setiap platform. “Ketahui potensi bahaya di internet, aktifkan pengaturan privasi,” ucapnya.
Dipandu moderator Mafin Rizqi, webinar kali ini juga menghadirkan narasumber Danu Anggada Nimantara (Pegiat Seni Tradisi & Founder @pawonartstudio), Aina masrurin (Media Planner Ceritasantri.id), dan Miss Earth Indonesia 2019, Cinthia Karani, selaku key opinion leader. (*)
Post a Comment