Situs Negatif Leluasa Dilihat Setiap Waktu
Wonosobo – Dunia digital berdampak positif dan negatif. Dampak buruknya berbagai situs berkonten negatif dengan leluasa dapat dilihat setiap waktu, bukan hanya ketika bekerja, belajar, beraktivitas seharian, tetapi juga ketika di ruangan kamar menjelang tidur.
“Setiap orang dirasuki konten-konten negatif ini, dalam bentuk-bentuk seperti pornografi, kekerasan gender, kekerasan seksual, perdagangan manusia, penipuan, terorisme, pinjaman online,” ungkap Nurul Mubin, Dosen Kampus UNSIQ Wonosobo, saat menjadi narasumber webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Rabu (13/10/2021).
Sekretaris Jenderal Asosiasi Ma’had Aly Indonesia (Amali) ini juga prihatin dunia digital membuat setiap individu cenderung menghabiskan sebagian waktunya di depan gadget, laptop dan komputer, untuk sekadar berkomunikasi.
“Dalam hal ini kita selalu mendengar bahwa era digital menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh. Ini telah menjadi fenomena global,” ucapnya.
Masih banyak lagi tantangan pada era Revolusi Industri Keempat (4.0) ini. Penggunaan secara masif teknologi informasi dalam bentuk nyata mesin digital menggeser peran manusia secara global.
Sebagai gambaran, diperkirakan 1,3 miliar dari 7,5 miliar tenaga kerja di seluruh dunia fungsinya digantikan oleh mesin-mesin kecerdasan artifisial. Lihat saja, berbagai alat transportasi berbasis digital seperti grab, gojek, gosend, gocar, sampai penjualan tiket dan boarding pass pesawat menggunakan teknologi digital ini.
Namun demikian, Mubin mengakui teknologi digital bermanfaat mempermudah dan mempercepat akses komunikasi global. Komunikasi ini membuat seluruh manusia terhubung dengan jaringan internet secara mendunia. Oleh karena itu komunikasi bisa dilakukan di manapun dan kapanpun.
Dampak positif dari era digital, ilmuwan atau orang yang suka dengan kebudayaan akan memperoleh ilmu pengetahuan mengenai kebudayaan dari para pakar, buku-el, blog, web dan sejenisnya secara cuma-cuma atau membeli secara langsung. Karya ini juga dapat dijual atau dibisniskan secara online, melalui berbagai media yang tersedia, gratis atau berbayar. Ciptaan-ciptaan seni manusia pun berkembang.
Narasumber lainnya, Sri Endah Setiarini selaku Guru SMAN 1 Wonosobo sekaligus Pegiat Literasi Digital, antara lain membahas cara berinteraksi dan kolaborasi di ruang digital sesuai etika.
Caranya adalah dengan selalu menjaga kewaspadaan, kesopanan, menyaring akun yang diikuti, menjaga aturan digital maupun posting konten.
Dia juga mengingatkan agar mengingat keberadaan orang lain saat berinteraksi di ruang digital, termasuk mengedepankan penggunaan bahasa yang sopan, santun berkomentar, peduli dan tidak pelit berbagi ilmu.
Sepakat dengan Mubin, dalam kesempatan itu Sri Endah setuju kemajuan teknologi informasi semestinya mendukung kepentingan manusia untuk kesejahteraan dan kedamaian. Kemajuan teknologi informasi selayaknya dibarengi dengan keselarasan nilai dan budaya agar manusia tidak tercerabut dari identitas dirinya.
Dipandu moderator Adrian, webinar bertema ”Cerdas dan Bijak Berinternet: Pilah Pilih Sebelum Sebar” ini juga dihadiri narasumber Arif Hidayat (Dosen Universitas Negeri Semarang), Ahmad Sururi (Dosen Universitas Serang Raya, IAPA) Afif Nur Hidayat (Bupati Kabupaten Wonosobo) sebagai Keynote Speech, Ganjar Pranowo (Gubernur Provinsi Jawa Tengah) sebagai Keynote Speech dan Gloria Vincentia (Putra Putri Batik Nusantara 2018) sebagai Key Opinion Leader. (*)
Post a Comment