Perubahan Budaya Analog ke Digital Penuh Tantangan,
Demak – Budaya digital adalah sebuah keniscayaan. Saat ini dunia sedang berada pada era kelimpahan informasi dan komunikasi. Informasi yang beredar pada berbagai platform media digital bisa bersifat positif maupun negatif, bisa fake news maupun fact news.
”Perubahan budaya sebagai keniscayaan. Perubahan budaya analog ke digital penuh dengan tantangan,” ujar M Nur Arifin, Peneliti & Antropolog, saat menjadi narasumber webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Selasa (12/10/2021).
Disebutkan, berdasarkan Survey Microsoft 2020 yang dirilis Februari 2021 dengan responden 58 ribu orang dari 32 negara diketahui netizen Indonesia paling tidak sopan di Asia Tenggara. Penyebabnya adalah marak ujaran kebencian, perundungan dan hoaks sehingga netizen berperilaku tidak sopan di ruang digital.
Menurut dia, tantangan pada era digital adalah terbukanya akses, proses yang cepat dan instan serta kemudahan akses yang mempengaruhi perubahan perilaku.
Negara demokrasi dengan ciri utama kebebasan berekspresi tidak bisa lepas dari konten negatif dunia maya entah itu berupa hoaks, ujaran kebencian, rasis, pornografi, pencemaran nama baik hingga cyberbullying.
Untuk mencegah semua itu, setiap individu perlu memiliki kompetensi digital, agar mampu berperan sebagai warga negara yang memahami nilai-nilai Pancasila.
Untuk menangkal hoaks, lanjut dia, setidaknya perlu tujuh langkah yaitu baca informasi secara utuh, detail dan teliti, tanyakan kepada penyebar info, cek sumber info apakah dari media kredibel atau pemerintah, pastikan melalui search engine apakah ada info yang sama, laporkan apabila konten negatif. ”Stop hanya sampai di kita saja. jangan sebarkan. Untuk melawan hoaks kita posting info yang akurat dan benar,” kata dia.
Di dalam QS An Nur :15 disebutkan: “(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya sesuatu yang ringan saja. Padahal itu di sisi Allah adalah besar.”
Narasumber lainnya, Jeffry Yohanes Fransisco (CEO JFA autowear) menambahkan hoaks memiliki tujuan tertentu untuk kepentingan politik atau hal lain yang bisa berakibat terjadinya potensi kerusuhan sosial, konflik politik, kerugian ekonomi maupun perpecahan bangsa.
Dipandu moderator Bia Nabila, webinar bertema Kiat-kiat Melawan Hoaks ini juga menghadirkan narasumber Aina Masrurin (Media Planer Ceritasantri.id), Didin Sutandi (Penulis dan Jurnalis), Eisti'anah (Bupati Kabupaten Demak) sebagai Keynote Speech, Ganjar Pranowo (Gubernur Provinsi Jawa Tengah) sebagai Keynote Speech dan Gloria Vincent (Putri Batik Nusantara 2018) sebagai Key Opinion Leader. (*)
Post a Comment