Pembelajaran Online Geser Nilai-nilai Etika
Kebumen – Perubahan model pembelajaran dari offline tatap muka ke model online tidak hanya menggeser metode pembelajaran, namun juga ikut mengubah sejumlah nilai dan norma yang selama ini berlaku di lingkungan pendidikan.
“Ruang kelas menjadi cair,” ungkap Ahmad Fariq Alfaruqi (Penulis, Editor, Aktivis seni dan Budaya) saat menjadi narasumber webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Senin (26/7/2021).
Perubahan itu tidak lepas dari bertambahnya pengguna internet. Dengan adanya etika digital dalam pembelajaran online, sudah semestinya masing-masing memiliki kesadaran mengedepankan etika dalam ruang digital
Etika itu sendiri bermakna kemampuan kritis manusia mengamati, menimbang kemudian menentukan sikap dari berbagai norma.
Sedangkan norma terbatas pada ruang lingkup masing-masing, kapasitas untuk melihat sejumlah nilai dan menyesuaikannya dengan kondisi, persoalan atau kebutuhan.
Artinya etika berdiri di dalam sekaligus di luar norma. Ahmad berpesan silakan siswa belajar dengan bebas namun bertanggung jawab membangun komunikasi yang lebih akrab.
Mengingat pola pembelajaran daring tidak dapat dihindari maka guru harus cakap mengajar secara daring. Guru harus memiliki peralatan teknologi. “Pemakaian teknologi harus tepat. Infrastruktur digital yang timpang harus segera dijembatani,” ucapnya.
Narasumber lainnya pada webinar bertema ”Adaptasi Pembelajaran Online di Masa Pandemi Covid-19” adalah Bambang Barata Aji. Komisaris PT Visitama17 Jakarta ini mencoba mencermati adaptasi pembelajaran online di masa pandemi. Dia sepakat internet adalah tuntutan zaman era Revolusi Industri 4.0 yang bermanfaat membuat efisiensi waktu dan jarak. Internet juga bisa dijadikan sumber informasi yang melimpah.
Persoalannya adalah metode belajar daring masih terhambat masalah-masalah yang sifatnya teknis. Jaringan internet tidak selamanya lancar, orang tua murid ikut repot, guru bertambah pekerjaan. Selain itu, kontrol guru terhadap proses belajar kurang optimal.
“Keterbatasan sumber daya seperti internet dan kuota kadang-kadang membuat relasi guru antara murid dan orang tua dalam pembelajaran daring belum optimal,” ungkap Bambang.
Dipandu moderator Zacky Ahmad, webinar juga menghadirkan narasumber Enjat Munajat (Manajer Akademik dan Kerja Sama Sekolah Pascasarjana UNPAD), Imaddudin Idrissobir (Digital Practitioner) dan Kidung Paramadita (Seniman) selaku key opinion leader. (*)
Post a Comment