Pembelajaran Digital Mampu Mendobrak Zaman
Klaten – Manusia abad ini sedang memasuki revolusi pengetahuan. Ini ditandai adanya arus informasi tanpa batas. Segala sesuatu bisa diketahui cepat walaupun ada di ujung dunia. Revolusi pembelajaran pada era digital pun mampu mendobrak zaman. Selain itu, juga memupuk harapan menuju perubahan.
“Abad ke-21 dicirikan dengan abad pengetahuan. Para peramal masa depan (futurist) mengatakan sebagai abad pengetahuan karena pengetahuan akan menjadi landasan utama segala aspek kehidupan,” ungkap Ahmad Buchari, Dosen Administrasi Publik FISIP Universitas Padjadjaran (UNPAD), saat menjadi narasumber webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Kamis (29/7/2021).
Menurut dia, perubahan-perubahan yang terjadi sat ini selain karena perkembangan teknologi yang sangat pesat, termasuk informasi yang melimpah ruah, juga diakibatkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan yang luar biasa, psikologi maupun transformasi nilai-nilai budaya.
Dampaknya adalah, terjadi perubahan cara pandang manusia terhadap manusia, cara pandang terhadap pendidikan, perubahan peran orangtua, guru, dosen serta perubahan pola hubungan.
Ahmad mengatakan, perubahan itu mencakup realitas kehidupan yang terjadi di masyarakat, dari masyarakat industri ke masyarakat informasi, dari teknologi yang dipaksakan ke teknologi tinggi, dari ekonomi nasional ke ekonomi dunia, dari perencanaan jangka pendek ke perencanaan jangka panjang, dari sentralisasi ke desentralisasi.
Melalui webinar bertema ”Metode Pembelajaran di Era Digital” itu, Ahmad menegaskan prasyarat mutlak tercapainya tujuan pendidikan abad ke-21 adalah harus adanya peningkatan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan.
“Dunia anak kita akan sangat berbeda dengan yang pernah ada. Masa depan mereka juga bergantung kemampuan mereka menyerap berbagai konsep baru, menentukan berbagai pilihan baru dan belajar serta beradaptasi sepanjang hidup,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Dosen Administrasi Publik UNY, Dwi Harsono, yang juga menjadi narasumber menjelaskan pentingnya keamanan digital bagi anak sebagai upaya mencegah kemungkinan adanya penyalahgunaan, di antaranya pencurian data pribadi, pelecehan seksual dan pornografi anak maupun penipuan.
Dipandu moderator Bobby Aulia, webinar juga menghadirkan narasumber Annisa Choiriya Muftada (Social Media Communication PT Cipta Manusia Indonesia), Rindang Senja Andarini (Asisten Ahli FISIP UNSRI Palembang) dan Shafa Lubis (Influencer, Mental Health Advocate) selaku key opinion leader. (*)
Post a Comment