Pemanfaatan Teknologi untuk Promosi Wisata di Medsos
Pemalang – Sektor pariwisata mengalami paceklik sejak pandemi Covid-19 mendera Indonesia. Meski demikian semangat untuk mempromosikan destinasi wisata tetap dilakukan meski hanya dilakuakn secara virtual. Hal ini menjadi cara mujarab untuk tetap menghidupkan sektor wisata. Hal ini dibahas dalam diskusi bertema “Memajukan Pariwisata Desa Melalui Media Digital” kembali dibawakan dalam webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kominfo RI untuk masyarakat Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Sabtu (23/10/2021).
Bersama presenter Yade Hanifa yang memandu diskusi, empat narasumber dihadirkan: Labibah Zain (Presiden Asosiasi Perpustakaan Perguruan Tinggi Islam), Suwoko (praktisi pendidikan), Reza Sukma Nugraha (dosen Universitas Negeri Surakarta), EK Nugroho (direktur LBH Wahan Pemalang). Serta Safira Hasna (Wakil II Mbak Jateng 2019) yang hadir sebagai key opinion leader. Masing-masing narasumber membahas tema diskusi dengan perspektif empat pilar literasi digital: ¬digital ethics, digital culture, digital skills, digital safety.
Narasumber EK Nugroho (Direktur LBH Wahan Pemalang) menyampaikan bahwa potensi pariwisata di Pemalang cukup beragam dari mulai wisata alam gunung, pantai, dan wisata alam lainnya yang patut dikunjungi. Dan di kondisi pandemi ruang promosi hanya bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi, melalui media sosial.
Melihat penetrasi penggunaan internet di Indonesia yang cukup tinggi, tidak mengherankan jika digitalisasi pariwisata merupakan upaya strategis menumbuhkan sektor wisata. Oleh karena itu kecakapan dalam menggunakan media digital menjadi faktor penting bagi pengelola wisata.
“Di masa pandemi, mengembangkan wisata dengan digital itu menjadi pilihan strategis, tentu dengan memberikan informasi yang sesuai dengan data yang ada bukan hoaks,” jelas EK Nugroho.
Ia mencontohkan kasus unggahan foto yang menampilkan suatu tempat wisata, ketika didatangi oleh orang lain antara keindahan yang ada di foto dan di kenyataan rupanya cukup mengecewakan hingga pengunggah foto dilaporkan sebagai informasi yang tidak tepat.
“Mengaca pada kasus tersebut maka dalam promosi wisata secara digital itu perlu edukasi hukum atau perlu memahami keamanan digital. Sebab dunia maya bukan ruang yang hampa hukum, artinya tetap ada aturan dan tidak bebas. Informasi yang diunggah di internet yang tidak sesuai dapat diperkarakan dengan UU ITE,” jelasnya.
Edukasi hukum penting dan harus ditanamkan kepada setiap warganet, karena setiap aktivitas digital akan meninggalkan jejak yang melekat dan bisa mengancam. Dalam mengelola akun promosi wisata, keamanan digital juga perlu dipahami. Mulai dari pengamanan perangkat menggunakan kata sandi, mengaktifkan pengaturan privasi, memberikan informasi yang benar dan jujur. Kemudian melindungi data privat pengelolaan akun.
Suwoko menambahkan bahwa kurangnya kecakapan digital bisa menyebabkan penggunaan teknologi tidak maksimal. Maka dari itu dalam promosi wisata ia mencontohkan salah satu cerita sukses di desa di Kabupaten Purworejo.
Usaha café yang dikelola Bumdes setempat memiliki tempat sederhana namun ditata dengan memanfaatkan pohon anggur sebagai nilai plus estetikanya. Promosi usaha tersebut dipromosikan melalui media sosial Facebook dan Instagram, dan menampilkan berbagai foto menarik yang memikat berbagai pengunjung.
“Berangkat dari cerita tersebut sebenarnya tidak rumit mempromosikan potensi wisata di ruang digital. Cukup memanfaatkan kamera ponsel dan mengasah pengambilan angle foto yang bagus tentu akan dapat menggugah orang untuk berkunjung. Di Instagram misalnya bisa memanfaatkan fitur barunya, video pendek. Youtube dengan durasi yang lebih panjang bisa membuat konsep tur tempat wisatanya,” jelas Suwoko.
Kecakapan dalam menyiapkan konten yang diperlukan adalah mengambil bahan berupa foto atau video yang diambil dari sudut menarik, komposisi gambar, pencahayaan dan sebagainya dapat dipercantik menggunakan aplikasi edit foto sperti Lightroom. Lalu buat judul yang eye catching dengan kata kunci yang tepat serta beri takarir yang menjelaskan foto atau video secara singkat juga dengan kata kunci yang sesuai agar tercatat dalam algoritma pencarian.
“Penting untuk konsisten, unggah konten secara rutin dan bangun interaksi dengan audiensi. Misalnya dengan menjawab pertanyaan, dan ajakan atau persuasi untuk mengunjungi tempat wisata,” tutupnya. (*)
Post a Comment