Menjaga Sehatnya Ruang Digital Lewat Pelopor Masyarakat Digital
SRAGEN: Kepala sekolah SMAN 1 Sragen Beti Marga Sulistyawati mengatakan, menjadi pelopor masyarakat digital menjadi satu kebutuhan penting saat ini.
"Menjadi pelopor masyarakat digital berarti kita bersedia menjadi agen perubahan untuk mempersiapkan lingkungan sekitar kita menjadi masyarakat digital yang bijaksana menggunakan ruang digital," kata Beti
saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema "Menjadi Pelopor Masyarakat Digital" yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Rabu (13/10/2021).
Dalam webinar yang diikuti hampir 400 lebih peserta itu, Beti mengatakan untuk menjadi pelopor masyarakat digital dapat dimulai dari hal sederhana. Misalnya, dengan cara mengedukasi tentang kecakapan digital sekitar kita, baik keluarga, teman, saudara.
"Ketika kita memiliki kecakapan digital secara mumpuni maka akan lebih mudah untuk mengajak masyarakat berdigital secara baik dan bijaksana," kata Beti.
Dalam kecakapan digital, kata Beti, kita perlu memiliki kemampuan dalam menggunakan dan memanfaatkan teknologi. Kecakapan ini mencakup penguasaan aplikasi untuk gawai dan bersanding dengan masyarakat digital lainnya.
"Dalam konteks inilah budaya digital penting karena itu berarti mampu berkembang sesuai dengan semangat positif digital yang diharapkan," ujarnya. Melalui nilai kehidupan sehari-hari, meningkatkan budaya digital dilakukan dengan tingkat literasi yang baik dan terus belajar mengikuti perkembangan.
Beti mengatakan harapan masyarakat di era kemajuan digital, secara umum adanya peningkatan infrastruktur teknologi dan komunikasi di semua daerah, sehingga mendorong peningkatan akses ke teknologi digital.
"Dengan adanya culture digital dapat menciptakan tatanan baru dalam masyarakat yaitu yang dahulu semua serba paper-based, sekarang semua informasi jadi digital sehingga paperless," kata Beti, seraya berharap era digital juga diharapkan bisa membantu melindungi alam alias ramah lingkungan.
"Terlebih nyaris semua informasi jadi serba cepat dan juga dapat diakses oleh siapa saja dan dimana saja serta kapan saja, adanya jaminan keamanan dari cyber security," kata dia.
Beti menambahkan, era digital diharapkan mampu makin mengembangkan keterampilan literasi digital dan meningkatkan ketersediaan talenta digital. "Artinya akan memperluas kesempatan para pekerja informal dalam meningkatkan pendapatan mereka, sekaligus meningkatkan inklusi finansial dan sistem pembayaran digital," kata dia.
Peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Sabinus Bora Hangawuwali menuturkan masyarakat Indonesia kini telah benar-benar berada pada era digital yang menuntut berbagai hal serba terdigitalisasi.
"Aspek kehidupan sudah tidak bisa terlepas dari penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, yang terus menyebabkan terjadinya pergeseran pola pikir," kata dia.
Pola sikap dan perilaku masyarakat yang dimaksud yakni dalam mengakses dan mendistribusikan informasi.
"Semakin mudahnya masyarakat dalam mengakses informasi melalui berbagai platform teknologi digital yang menawarkan inovasi fitur dari medium komunikasi yang kian interaktif," kata dia.
Webinar itu juga menghadirkan narasumber pendiri Atsoft Technology Mujiantok, dosen Universitas Cokro Aminoto Yogyakarta M. Arwani serta dimoderatori Bobby Aulia, serta Ayu Rachmah selaku key opinion leader. (*)
Post a Comment