Menjadi Pengguna Internet Yang Luar Biasa
KLATEN: Di era digital ini kita harus menjadi pengguna internet yang luar biasa.
"Dalam arti luar biasa itu adalah cerdas, kreatif, waspada, kuat, dan berani," kata Sutilah, guru di SMAN 1 Cawas Klaten saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema "Menjadi Pengguna Internet yang Beradab" yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Kamis (14/10/2021).
Dalam webinar yang diikuti ratusan peserta itu, Sutilah menuturkan ada beberapa langkah menjadi pengguna internet luar biasa. Hal itu bisa dilakukan dengan hal paling sederhana yakni memperlakukan orang lain dengan baik seperti kita ingin diperlakukan dengan baik dan hormati saat berinteraksi di dunia nyata maupun di ruang digital.
"Bisa dengan sikap selalu bertanggung jawab atas konten atau informasi yang diakses atau yang dibuat/dibagi. Selalu hargai karya orang lain, jadilah orang yang kreatif dan jangan menjadi seorang plagiat," terang Sutilah.
Sutilah mengatakan menjadi pengguna internet yang luar biasa akan selalu menjaga privasi dengan mengamankan data-data pribadi dan tidak melanggar hak privasi orang lain.
"Berpikir kritislah dengan tidak mudah terpengaruh dan terprovokasi, bagi informasi dengan hati-hati, jangan mudah tertipu, jika ragu pada suatu informasi maka diskusilah dengan orang dewasa ataupun orang yang kompeten," tegasnya.
Sutilah mengajak pengguna digital menjadi warga negara yang berkualitas dan kompeten di era digital ini dengan cara memiliki sikap politik yang didasarkan pada informasi yang koheren dan kredibel serta mampu mempertimbangkan fakta.
"Berusahalah untuk memperjuangkan hak-hak bagi sesama, merumuskan kebutuhan yang jelas dengan prioritas kepentingan publik dan jika menghadapi masalah online yang mungkin terjadi seperti bullying, jangan tanggapi, jangan dibalas, tapi dokumentasikan, blokir atau laporkan dan diskusi dengan orang yang dipercaya," katanya.
Sebagai pengguna digital yang cerdas, ujar Sutilah, kita perlu memperhatikan privasi dan keamanan di dunia digital. Mulai dari diri kita dan ajak warga lingkungan sekitar untuk beraktivitas di internet dengan aman, mulai dengan menghargai orang lain dan mempertahankan tingkat privasi yang sesuai, kenali dan hindari saring sebelum sharing.
"Cobalah memahami bahwa jika ada hal yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, maka kemungkinan hal itu tidak benar alias hoaks, jadilah cerdas dan pintar dalam internet sehingga aman," kata dia. Tak lupa Sutilah mengingatkan agar pengguna menggunakan kata sandi yang mudah diingat tapi sulit ditebak.
"Sandi jangan sampai jatuh pada orang lain, gunakan mode penyamaran saat menggunakan Google Chrome," kata dia.
Berbagai dampak negatif dari internet itu, kata Sutilah, seringkali di akibatkan karena kredibilitas informasi yang lemah. Hal ini terjadi karena orang tidak peduli lagi dengan fakta objek informasi yang diberikan, atau karena dipengaruhi emosi.
Misalnya berita dengan headline menjebak untuk memancing audiens dan menggiring opini. Juga adanya rekaman audio yang isinya disimpangkan sehingga merugikan orang lain.
Narasumber lain webinar itu, bloger dan SEO Specialist Ragil Triatmojo mengatakan dewasa ini kita memang harus waspada hoaks sebagai berita bohong atau kabar palsu yang tidak memiliki sumber kredibel dan sengaja dilakukan dengan tujuan seolah itu sebagai suatu kebenaran.
Bahkan, ujar Ragil, UNESCO sampai membagi hoaks itu menjadi tiga hal yaitu misinformasi, disinformasi dan malinformasi.
"Cara menjaga diri dari hoaks dimulai dari coba membaca dan pahami utuh informasi, jangan mudah terpancing tapi cek, ricek, kroscek," tegas Ragil.
Ragil mengatakan sebelum share informasi,pikirkan dulu apakah informasi ini bermanfaat atau tidak.
Webinar itu juga menghadirkan narasumber Rhesa Radyan Pranastika selaku digital marketer, Muhammad Mustafid selaku Ketua LPPM UNU Yogyakarta serta dimoderatori Bobby Aulia serta Gina Sinaga selaku key opinion leader. (*)
Post a Comment