Mengintip Kebutuhan Skill Masa Depan Yang Serba Terdigitalisasi
MAGELANG : Wajah kegiatan ekonomi dunia saat ini diwarnai dengan berbagai aktivitas digital. Mulai dari sharing economy, e-education, e- government, cloud collaborative, marketplace, online health service, smart manufacturing, smart city hingga smart appliances.
“Saat ini berbagai macam kebutuhan manusia telah menerapkan dukungan internet dan dunia digital sebagai wahana interaksi dan transaksi,” kata dosen Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Alif Lukmanul Hakim saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema “Pendidikan Bermutu untuk Generasi Anak Digital” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Selasa (5/10/2021).
Dalam webinar yang diikuti ratusan peserta itu, Alif menuturkan skill industri di masa depan yang banyak digunakan adalah antara lain complex problem solving yakni kemampuan untuk memecahkan masalah yang asing dan belum diketahui solusinya di dalam dunia nyata, lalu social skill yakni kemampuan untuk melakukan koordinasi negosiasi persuasi mentoring kepekaan dalam memberikan bantuan hingga emosional intelijen itu dan proses skill yakni kemampuan terdiri dari active listening, logical thinking dan monitoring self.
“Ada pula sistem skill yang perlu dikuasai, ini soal kemampuan untuk dapat melakukan keputusan dengan pertimbangan cost benefit serta kemampuan mengetahui bagaimana sebuah sistem dibuat dan dijalankan,” kata dia. Tak kalah pentingnya abilities skill yang terdiri antara lain flexibility, creativity, logical reasoning and problem solving dan visualization.
Untuk merespon tantangan masa depan itu ujar Alif, butuh komitmen peningkatan investasi di pengembangan digital skill. “Kita harus selalu mencoba dan menerapkan prototype teknologi terbaru learn by doing, sekaligus menggali berbagai bentuk kolaborasi baru bagi model sertifikasi atau pendidikan dalam ranah peningkatan digital skill,” kata dia.
Selain itu, Alif menilai perlu dilakukannya kolaborasi antara dunia industri akademisi dan masyarakat untuk mengidentifikasi permintaan dan ketersediaan skill bagi era digital di masa depan. “Jangan lupa menyusun kurikulum pendidikan yang telah memasukkan materi terkait digital skills dan bermuatan filosofis berbasis Pancasila,” kata dia.
Narasumber lain webinar itu, praktisi pendidikan Anggraini Hermana mengatakan diperlukan sebuah adaptasi dalam menunjang terciptanya pendidikan yang bermutu.
“Antara lain cakap dalam mengoperasikan perangkat digital, bersahabat dengan jaringan internet, selalu update aplikasi apa saja yang dapat mendukung kegiatan belajar mengajar,” kata dia.
Selain itu, imbuh Anggraini, generasi saat ini perlu dibekali agar cakap mengoperasikan aplikasi digital, piawai dalam berselancar sehingga dapat menemukan ide kreatif dan inovatif.
“Dorong mereka rajin mencari referensi agar kegiatan belajar mengajar menyenangkan dan tidak membosankan menggali tips-tips untuk mengatasi kendala yang ada selama daring,” kata dia.
Webinar ini juga menghadirkan narasumber Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang, Azis Amin Mujahidin, Technology Entrepreneur dan Innovation Warrior, Erlan Primansyah serta dimoderatori Fernand Tampubolon juga Putri Juniawan selaku key opinion leader. (*)
Post a Comment