Mengantisipasi Dampak Negatif Transformasi Digital
PEKALONGAN : Era digital menjadi masa ketika informasi mudah dan cepat diperoleh serta disebarkan menggunakan perangkat media digital.
Namun era digital yang disokong teknologi berbasis sistem komputerisasi yang terhubung internet dan memicu transformasi digital itu menyimpang sejumlah tantangan terkait penerapan etika bermedia digital.
“Penetrasi internet yang sangat tinggi dalam kehidupan sehari-hari memicu berbagai perubahan perilaku masyarakat,” kata Kepala MAN 4 Kebumen Muhammad Siswanto, saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema “Adaptasi Empat Pilar Literasi Digital untuk Siswa” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Jumat (1/10/2021).
Dalam webinar yang diikuti ratusan peserta itu, Siswanto mencontohkan dalam situasi pandemi Covid-19 ini menyebabkan intensitas orang berinteraksi dengan gawai semakin tinggi dan tak jarang memunculkan berbagai isu gesekan di ruang digital. Misalnya antara kelompok yang percaya Covid-19 dan tak percaya lalu saling membanjiri dengan berbagai informasi membingungkan di ruang digital.
“Tantangan yang lain dengan perubahan cepat era digital ini makin cepatnya konten-konten sebaran pornografi, perjudian hingga berbau radikal yang diterima pengguna dengan penerimaan berbeda satu sama lain,” ujarnya.
Oleh sebab itu, Siswan to menuturkan diperlukan kecerdasan intelektual dan emosional bagi pengguna untuk memilih dan memilah konten di media digital. “Semestinya dengan berbagai kemudahan era digital ini masyarakat mengisi dengan hal produktif, mulai belajar, bekerja, bertransaksi hingga berkolaborasi di ruang digital,” ujarnya.
Media digital menjadi satu hal positif untuk memperluas ilmu pengetahuan, agama, informasi aktual, e-commerce dan lain-lain.
“Mari memanfaatkan media digital sebagai sebuah imperative relasi dari jejaring sosial menuju komunitas insani yang memiliki kesadaran, integritas, tanggung jawab dan nilai kebajikan seperti prinsip etika utama bermedia digital,” ujar Siswanto.
Narasumber lain webinar itu, Bang Aswar selaku pendiri dan pengasuh Pure Cosciousness Indonesia menuturkan pengguna digital sejak dini perlu dikenalkan dengan perspektif keamanan digital untuk menghindarkan masalah dikemudian hari di ruang digital. “Perspektif itu baik aspek kognitif, afektif, dan behavioral,” kata Aswar.
Aswar menuturkan aspek kognitif diperlukan untuk memperluas pengetahuan dalam memproteksi diri. Sedangkan afektif untuk menumbuhkan kesadaran dalam melindungi antar warga digital dan aspek behavioral untuk meningkatkan kesadaran dan kebiasaan untuk selalu waspada.
Webinar ini juga menghadirkan narasumber lain seperti Creative head FOINIKS Digital Adrie Wardhana, praktisi community development Iwan Gunawan serta dimoderatori Bobby Aulia juga Kneysia Sastrawijaya selaku key opinion leader. (*)
Post a Comment