Memperlakukan Teknologi Sebagai Pendukung Pendidikan, Bukan Pengeliminasi
KLATEN: Teknologi seharusnya hadir bukan untuk mengeliminasi manusia tapi hadir untuk membantu dan memperkuat kekurangan manusia maupun meningkatkan kualitas pendidikan dalam proses kehidupannya.
”Sala satu peran teknologi yang perlu dipahami bersama meningkatkan kualitas pembelajaran, di mana ada intensitas keterkaitan sistemik dan sinergis antara guru- siswa, iklim pembelajaran serta media pembelajaran dalam menghasilkan proses dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan tuntutan kurikulum,” kata dosen FISIP Universitas Budi Luhur, Rusdiyanta, saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema ”Literasi Digital: Menjaga Kualitas Belajar dari Rumah” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Selasa (5/10/2021).
Dalam webinar yang diikuti ratusan peserta itu, Rusdiyanta menyebut syarat keberhasilan pendidikan daring terutama disokong oleh infrastruktur dan akses ke sumber daya yang memadai. Selain itu membuat kebijakan pendidikan peduli dengan perkembangan information and communication technology (ICT) untuk pendidikan berjangka panjang.
“Kita juga perlu memastikan pendidikan berkualitas yang inklusif dan adil, karena pendidikan adalah jantung dari pengembangan kapasitas dan internet harus bisa membantu membuka akses ke konten yang lebih luas,” kata Rusdiyanta.
Menurut Rusdiyanta indikator pembelajaran efektif sangat bergantung pada sejumlah hal. Misalnya iklim pembelajaran, materi pembelajaran, perilaku siswa, penguasaan guru, media pembelajaran, dan sistem pembelajaran.
“Oleh sebab itu kompetensi pendidik di masa daring ini mesti lengkap,” kata dia. Meliputi kompetensi teknologi yaitu memahami dan mampu menggunakan teknologi digital serta penerapannya. Lalu kompetensi prediksi yaitu kemampuan memprediksi dengan tepat arah gejolak perubahan dan langkah strategis menghadapinya. Ketiga kompetensi kepemimpinan yang mampu mengarahkan peserta didik memiliki pemahaman tentang teknologi.
“Kompetensi pendidik termasuk di dalamnya inovasi agar mampu menghadapi segala beragam bahan pembalajaran dengan memunculkan ide inovasi serta kreativitas,” kata dia.
Narasumber lain webinar itu, dosen di departemen Manajemen FEB Universitas Indonesia Rifelly Dewi Astuti menuturkan digital culture yang kuat perlu ditanamkan sejak dini untuk menjaga kualitas pembelajaran.
“Ini untuk melatih kemampuan peserta didik dalam membaca, menguraikan membiasakan, memeriksa dan membangun wawasan kebangsaan nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari,” kata dia.
Menurutnya perlu didorong digitalisasi kebudayaan dan pemanfaatan TIK yang menginternalisasi nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika, perilaku cinta produk dalam negeri dan kegiatan lainnya, dan memahami hak-hak digital.
“Bekal nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika itu akan menjadi landasan anak didik untuk menguraikan misinformasi, disinformasi dan malinformasi,” kata dia.
Webinar ini juga menghadirkan narasumber kreator konten Kaliopak.com Luqman Hakim Bruno, Kepala Bidang Advokasi dan Kerja sama Pusat Studi Pancasila UGM Diasma Sandi Swandaru, serta dimoderatori Mafin Rizri juga Ayu Rahmah selaku key opinion leader. (*)
Post a Comment