Memilah Positif Negatif Dampak Digitalisasi
PURBALINGGA: Dewasa ini perkembangan teknologi informasi berkembang pesat. Hampir semua lini peradaban terdigitalisasi. Hajat hidup manusia dari aspek sosial, ekonomi, budaya, ditopang oleh perangkat digital dan kini seluruh manusia terhubung.
"Informasi mengalir deras, meski sisi manfaatnya besar bagi kehidupan namun juga membawa sisi negatif yang masih menjadi persoalan yang belum terpecahkan seperti ancaman kebocoran data pribadi, pelanggaran privasi individu, dan polarisasi sosial ruang," kata Misbahul Munir, pendamping UMKM Mikro, saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema "Pendidikan Online : Era Baru Merdeka Belajar" yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Selasa (19/10/2021).
Dalam webinar yang diikuti ratusan peserta itu, Munir mengatakan tantangan dunia digital itu secara positif menjadi ruang di mana semua orang bisa bertukar informasi dan berkomunikasi dengan cepat dan dekat walaupun secara geografis berjauhan. Sehingga terjadi pertemuan yang bermanfaat antara berbagai pandangan dunia pemikiran, aksi sosial, produk pasar, dan aspek kehidupan lainnya disebabkan adanya kemajuan infrastruktur telekomunikasi internet dan transportasi.
"Tapi dari sisi negatifnya tantangan digital itu ada pendangkalan nilai spiritualitas dan religiusitas, eksistensi sebagai manusia yang memiliki akal budi dan daya cipta luntur, arah penggunaan lebih ke konsumtif, ini merupakan dunia virtual rekaan yang sering menjadi alat untuk menyebarkan informasi palsu atau menyesatkan untuk tujuan kepentingan sepihak dan merugikan pihak lain secara personal sosial budaya, ekonomi dan politik," kata dia. Tak hanya itu ruang digital ini menjadi rekayasa sosial untuk cybercrime, kampanye hitam, diskriminasi, adu domba, penghancuran karakter, bullying, eksploitasi seksual dan sebagainya.
Sehingga kita perlu menguatkan literasi digital sebagai dasar kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk menemukan mengevaluasi, memanfaatkan, membuat dan mengkomunikasikan konten atau informasi dengan kecakapan kognitif sosial emosional dan aspek teknis atau teknologi.
"Capaian kecakapan digital itu bilamana individu mampu mengetahui, memahami, menggunakan perangkat keras dan lunak, memakai mesin pencarian informasi, aplikasi percakapan dan media sosial serta aplikasi, dompet digital, loka pasar dan transaksi digital," kata dia.
Munir mendorong perlunya menjadi pelopor konten yang informatif dan konstruktif. Karena saat ini lingkungan internet sarat dengan informasi yang menyesatkan, tidak nyaman dan aman, banyak ancaman dan kebencian bertebaran mulai dari intoleran, radikalisme, persekusi.
Pengguna digital harus cerdas dalam arti mampu menggunakan perangkat digital dengan bijak, beretika dan empati.
"Tapi kita juga perlu kreatif dalam arti mampu menciptakan karya baru yang memiliki nilai kemanfaatan, serta produktif dalam arti mampu memberikan manfaat yang maksimal dari penggunaan perangkat teknologi dan internet untuk diri sendiri dan orang lain," kata dia.
Munir mengatakan manfaatkan media digital untuk memuat informasi yang bernilai dan interaksi yang bermakna dengan cara mencari inspirasi, edukasi dan ilmu pengetahuan yang mengaktualisasi pesan damai dan cinta kasih dalam pergaulan di internet.
Narasumber lain, Gervando Jeorista Leleng selaku Co-Founder Localin mengatakan berbicara baik di medsos itu dapat ditempuh dengan berbagai langkah. Dimulai dari hati-hati membagikan informasi pribadi dan yang sensitif, tidak bicara soal konten, unsur SARA dan pornografi.
"Hindarilah bicara yang melecehkan orang lain, kelompok atau bangsa. Hindari bicara yang bersifat mengadu domba, yang mendiskreditkan atau menyinggung," kata Gervando.
Gervando menambahkan, ketika menggunakan internet bisa dimulai dengan amankan diri dengan memasang anti virus atau personal firewall. Juga jangan terlalu mudah percaya dengan internet untuk menyerahkan data pribadi dan menghargai pengguna lain di internet dengan cara tidak melakukan plagiasi, tidak melakukan pencurian data, serta penggunaan huruf kapital terlalu banyak.
Webinar itu juga menghadirkan narasumber direktur LBH Gerakan Kebangsaan Chrisman Damanik, Sekretaris MPC Pemuda Pancasila Purbalingga Aris Budi Setiawan, serta dimoderatori Bobby Aulia serta Venabella Arin selaku key opinion leader. (*)
Post a Comment