Komunikasi Publik, Kenali Tipsnya Agar Bisa Optimal
Wonosobo - Komunikasi publik merupakan proses penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak atau publik, juga merupakan proses transaksi pesan yang berupaya membangun pemahaman bersama di antara pertisipan komunikasi tersebut.
Hal itu dikatakan oleh Dosen UHNIGB Sugiwa Denpasar, Dewi Bunga dalam webinar literasi digital dengan tema “Komunikasi Publik yang Cerdas dan Santun di Era Digital” yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo bagi warga Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, pada Sabtu (2/10/2021).
Dewi mengatakan komunikasi publik merupakan pesan yang disampaikan sumber dari perseorangan maupun lembaga kepapa publik. “Sasaran kepada publik atau audiens untuk memperoleh umpan balik sehingga terjadi pengertian atau pemahaman bersama,” katanya.
Menurut Dewi, ada banyak tujuan dari komunikasi publik ini. Di antaranya untuk menginformasikan suatu pesan, memberikan hiburan, mendidik atau mengajar, membangkitkan, menggugah, membangun, mengajak atau membujuk, meyakinkan, hingga menggerakkan untuk bertindak.
Dalam melakukan komunikasi publik, ada kalanya dihadapkan pada situasi yang tidak familiar. Seperti berada di lingkungan baru atau asing, lalu di antara orang-orang yang tidak dikenal. “Kemudian juga tidak tersedianya perlengkapan yang dibutuhkan, bisa rusak, hilang atau lupa tidak dibawa,” tuturnya.
Hal lainnya yakni perasaan gugup saat melakukan presentasi. Menurutnya, hal tersebut dapat diantipasi sebelumnya, agar tujuan dari komunikasi publik bisa tercapai.
Beberapa tips agar tujuan itu bisa tercapai yakni dengan memahami atau menguasai terlebih dahulu materi presentasi yang akan disampaikan. Kemudian mengenal karakter auidens yang hadir. Lalu, melakukan latihan atau mencoba berlatih presentasi di depan cermin maupun di depan teman-teman.
“Saat melakukan presentasi, tetap tenang jangan terlalu cepat berbicara dan jangan lupa tersenyum. Hal penting lainnya kenalkan dirimu saat presentasi,” tuturnya.
Dewi juga membeberkan mengenai cara cepat untuk memperbaiki kualitas presentasi. Pertama yakni dengan membedakan software dokumen dan software presentasi, tidak menggunakan bullet point, memulai presentasi dengan sketsa.
Lalu mengurangi gambar yang tidak perlu dan jumlah animasi. Kemudian menghindari noise dalam presentasi, menggunakan chart yang mudah dimengerti, dam bercerita dengan presentasi. “Untuk melakukan presentasi, jangan hanya bergantung pada alat,” kata dia.
Narasumber lainnya, Creative Entrepreneur, Ibnu Novel Hafidz mengatakan presentasi publik memiliki berbagai harapan, seperti-meminimalisasi kecurigaan dan ketidakpercayaan hubungan antara publik dan pemerintah.
Kemudian mendekatkan hubungan antara publik dan pemerintah dalam bingkai kemitraan yang saling menguatkan, lalu menggelorakan semangat kerja dan pembangunan dalam rangka mewujudkan cita-cita negara. “Kondisi yang diharapkan yakni menjaga stabilitas sosial eknomi, politik, keamanan dan ideologi negara,” katanya.
Komunikasi publik bisa dengan memanfaatkan media sosial di era teknologi saat ini. Sebagaimana fungsi dari media sosial itu sendiri, yakni untuk bersosiliasi, menyimpan data, berkreasi, berbisnis, hingga berbagi.
Namun, dalam pelaksanaan komunikasi publik kehati-hatian karena karakter budaya di media sosial cukup banyak. “Penghuni media sosial berkarakter punya perasaan, tidak ada ruang privat, penghuni ada yang jahat dan yang baik. Kemudian juga setiap orang bisa menjadi orang lain, spontan dan rawan salah paham,” ucapnya.
Dipandu moderator Ayu Perwari, webinar kali ini juga menghadirkan narasumber Sri Rahayu (Dosen Komunikasi UNSIQ), Aswad Ishak (Dosen Prodi Ilmu Komunikasi UMY), dan Public Speaker dan Founder @weliness_worthy, Gina Sinaga, selaku key opinion leader. (*)
Post a Comment