Jaga Jejak Digital dengan Perbaiki Niat dan Benahi Pola Pikir di Ruang Digital
Banjarnegara: Seperti aktivitas dan beragam kegiatan kita di dunia nyata, di ruang digital segala aktivitas kita juga meninggalkan jejak. Malahan, di ruang digital lebih bahaya: jejak kita tak bisa dihapus. Padahal, itu akan mempengaruhi nama dan brand kita di dunia maya, serta mempengaruhi citra diri kita di dunia nyata. Bagaimana agar jejak kita selalu terjaga positif dan baik?
”Ketika kita memasuki ruang digital, sejak awal perbaiki niat kita dan benahi pola pikir kita. Niatkan beraktivitas dan membagi yang bermanfaat. Bagilah konten inspiratif dan berguna. Jangan berpikir untuk menebarkan aura negative. Dengan begitu, jejak digital Anda bisa terjaga positif dan menjaga citra diri yang bagus ke depan,” tutur Luqman Hakim Bruno, seorang kreator konten dan digital social strategist, saat berbicara dalam webinar literasi digital: Indonesia Makin Cakap Digital, yang dihelat Kementerian Kominfo untuk warga Kabupaten Banjarnegara, 11 Oktober 2021.
Ada dua macam jejak digital yang kita tinggal di ruang digital, kata Luqman Hakim. Pertama, yang pasif dan tidak sengaja kita tinggal saat kita memake maps atau berkunjung ke suatu web. Di situ kita akan meninggalkan jejak secara pasif. Sedangkan jejak digital aktif, adalah segala bentuk postingan komentar atau foto dan video yang kita posting atau share di ruang digital.
”Ini yang kita perlu hati-hati dalam menjaganya, karena sering kita ceroboh dan tergoda ikut nimbrung komentar dan menanggapi isu yang sebenarnya tak bermanfaat buat kita. Dan, karena emosi sesaat, nama baik kita terekam buruk dalam jejak digital kita,” kata Luqman.
Karena itu, lanjutnya, pikir ulang setiap hendak posting sesuatu di ruang digital. Sebab, kalau sudah tersetor di ruang digital dan meskipun kita berusaha menghapus tapi kalau dalam sekian detik sempat ada yang capture postingan itu, ya jejaknya abadi. ”Jejak itu bisa ke mana-mana, tergantung kapan mau dimainkan oleh yang mengambil jejak kita,” papar Luqman lebih jauh.
Luqman Hakim tampil dalam diskusi virtual yang mengusung tema ”Kenali dan Pahami Rekam Jejak di Ruang Digital” yang diikuti oleh ratusan peserta lintas generasi dan profesi utamanya dari Kabupaten Banjarnegara. Selain Luqman, webinar yang dipandu moderator Anneke Anggraini Liau dan Fadhil Achyari sebagai key opinion leader, itu juga menghadirkan tiga pembicara menarik lainnya. Yakni, Murni Andhani Ayusari, Content Writer dari Jaring Pasar Nusantara.id; Tomy Widyatno, penggiat seni dan digital marketer, serta Madha Suntoro, kreator konten.
Solusi lain dalam menjaga jejak digital, kita merawat betul data pribadi kita agar tak terbagi sembarangan ke tangan pihak yang tak bertanggung jawab. Menurut Murniandani, memilih dan menyeleksi orang yang bisa berteman di akun medsos juga perlu hati-hati. Jangan sembarang menerima teman yang belum begitu jelas latar belakangnya. Juga, biasakan kalau saat berbagi info pastikan informasinya berasal dari sumber yang kredibel dan website yang akuntabel.
”Kan banyak media mainstream membuat aplikasi cek fakta. Manfaatkan untuk menjamin kebenaran informasi yang kita sharing terbukti kebenarannya. Kalau ragu dan belum yakin, biarkan stop di jempolmu saja. Budaya asal sharing dan yang penting posting bukanlah kebiasaan yang aman buat jejak digital Anda. Stop dan bijaklah beraktvitas di ruang digital dengan tidak ceroboh, daripada hanya berbuah penyesalan kalau mengundang problema di kemudian hari,” pesan Murniandani serius. (*)
Post a Comment