Jadikan Akun Digital Aset, lalu Rawat dan Manfaatkan untuk Meraih Sukses
Sukoharjo: Makin nyata dalam hidup keseharian kita, transformasi digital membuktikan betapa makin tak bisa dipisahkannya hidup kita dengan segala aktivitasnya untuk selalu terhubung dan butuh bantuan internet. Kini, dengan bantuan jaringan internet, kita bisa terhubung ke mana pun tanpa batas geografis, borderless. Tapi, belum banyak yang menyadari kalau memiliki akun di platform digital berarti kita mengalami tahapan level sosial yang berubah dan menentukan citra kita di dunia nyata yang akan mengantar sukses kita.
”Jadi, mari sadari kalau akun kita di medsos mesti dirawat sebagai aset yang bernilai dan harta yang mesti dijaga betul. Karena dengan akun kita yang dirawat, dia akan jadi kredibel. Dengan kita menjaga nilai positif yang kita posting dan share lewat akun pribadi kita, maka secara sosial kita akan bertumbuh dari semakin dikenal, lalu disukai, karena kita bermanfaat bagi orang, dan naik lagi menjadi dipercaya karena kredibilitas dari yang kita sampaikan di medsos secara kesinambungan akhirnya kita akan diikuti,” kata Bang Aswar, founder-Pure Consicousness Indonesia, saat membagi pengalaman dalam webinar literasi digital, yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk warga Kabupaten Sukoharjo, 27 Oktober 2021.
Bang Aswar menambahkan, di sinilah betul-betul kita mesti menjaga jejak digital di akun kita selalu aspiratif, positif, syukur selalu inspiratif buat banyak orang. Kalau sudah sampai tahap diikuti, kita bisa gunakan sebagai jalan meraih banyak sukses dalam hidup kita. Nama baik kita taruhannya. ”Jadi, jangan main-main dengan aset akun kita di medsos. Prinsip ini juga penting dilakukan guru dan siswa di sekolah. Kompetensi dan akuntabilitas guru tentu juga diwujudkan dengan terjaganya akun yang dipercaya dan diikuti para siswanya,” tuturnya.
Mengupas topik ”Transformasi Digital untuk Pendidikan yang Lebih Bermutu”, webinar dibuka dengan keynote speech dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Kakanwil Kementerian Agama Jateng, Mustain Ahmad, dilanjutkan Bupati Sukoharjo Etik Suryani, dan diikuti ratusan peserta dari seputar Kabupaten Sukoharjo. Dipandu moderator Boby Aulia dan mompreneur Tya Yuwono sebegai key opinion leader, tampil pula tiga pembicara lain: Yuni Mustani, entrepreneur sosial; Imam Buchory, Kabid PAI Kemenag Kanwil Jateng; dan Untoro, guru PAI.
Mesti di awal tergagap-gagap menghadapinya, baik guru maupun siswa saat terpaksa menghadapi realitas belajar online dari rumah, tapi kemampuan menguasai kecakapan digital bagi guru dan siswa merupakan suatu keharusan yang tak terhindari. ”Ada tidak ada pandemi, kecakapan digital itu mesti dihadapi. Pandemi hanya accelerated, kondisi yang mempercepat. Kalau jujur, kita mesti ’berterima kasih’ pada pandemi yang memaksa kita, meski tergagap, akhirnya jadi terbiasa menguasai dan berkecakapan digital lebih cepat,” ujar Yuni Mustani.
Namun, Imam Buchory menimpali, agar siswa tidak terpapar konten dan informasi yang negatif, orangtua dan guru mesti berkolaborasi lebih sinergis. Kalau tidak, paparan konten negatif, cyber bullying, pornografi, gim online berisiko menjangkiti siswa. Sebab, ke depan keterampilan digital makin diajarkan, makin mandiri buat siswa. Kalau tidak dibimbing guru, maka kecakapan siswa dalam memilah dan memilih konten masih perlu jadi kewaspadaan bersama.
”Mengakses link itu semudah menjentik jemari, sehingga butuh dikukuhkan sifat bijak dan hati-hati. Kalau sampai siswa terpapar dan mencandu konten yang salah pilih, jelas bakal berisiko. Selain mengganggu kinerja belajar, target menjadikan ruang digital yang kini mulai blanded dengan tatap muka bisa terganggu keamanan dan kenyamanannya,” pesan Imam Buchory. (*)
Post a Comment