Generasi Z Melek Teknologi tapi Cenderung Ingin Instan
Jepara – Generasi Z sebagai generasi yang lahir antara tahun 1996-2010 jumlahnya sangat banyak di Indonesia. Selama ini mereka dikenal melek teknologi akan tetapi mereka juga cenderung ingin serba instan.
Ciri-ciri generasi tersebut diungkapkan Fauzan, Dosen HI UPN Veteran Yogyakarta, saat menjadi narasumber webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Jumat (8/10/2021).
“Karakteristik generasi Z akrab pada teknologi digital, mudah beradaptasi dengan perkembangan digital, aktif di media sosial, berpikiran terbuka dan menyukai kebebasan, toleran terhadap perbedaan, suka visual dibandingkan tekstual dan lebih suka berwirausaha (entrepreneurship),” ujarnya.
Sisi positifnya, kata dia, mereka mudah beradaptasi dengan hal baru, mampu melakukan tugas dengan cepat, terampil membangun jaringan di media sosial, memiliki rasa percaya diri yang tinggi, memiliki wawasan dan informasi yang luas, menyukai tantangan, menyukai interaksi di dunia siber dan media sosial, mampu menciptakan peluang kerja, kreatif dan inovatif.
Tetapi sisi negatifnya tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap teknologi, tidak sabar dan serba ingin cepat dan instan, kurang terampil berkomunikasi secara verbal, cenderung asosial dan konsumtif serta kurang peka dengan lingkungan sekitar.
Diakui, teknologi informasi dan komunikasi berkembang sangat pesat dan menyebar ke seluruh sendi kehidupan masyarakat. Terjadi pergeseran pola pikir, pola sikap, dan pola tindak masyarakat dalam akses dan distribusi informasi.
Masyarakat Indonesia semakin mudah mengakses informasi melalui berbagai platform teknologi digital yang menawarkan inovasi fitur dari media komunikasi yang kian interaktif.
Era revolusi industri 4.0 telah merubah daftar kebutuhan primer manusia (sandang, pangan dan papan), yakni internet (gadget/gawai, jaringan internet/signal).
Fauzan menambahkan, ada banyak manfaat internet, selain dapat diakses 24 jam tanpa dibatasi waktu untuk mencari informasi, biayanya juga semakin murah bahkan gratis.
Dengan internet terjadi kemudahan akses informasi dan melakukan transaksi serta menjalin hubungan atau relasi. Selain itu, materi atau informasi dengan mudah dapat di-update. Penggunaan internet telah menyebar ke seluruh penjuru dunia.
Narasumber lainnya, Praktisi Pendidikan, Meidina Primalia, menjelaskan selain generasi Z, juga terdapat digital immigrants dan digital natives, orang yang lahir ke dunia yang sudah sarat dengan teknologi digital. Sebab itu, mereka sangat fasih menggunakan teknologi tersebut. Cara belajar digital immigrants antara lain lebih banyak menggunakan metode ceramah yang serius sedangkan digital natives cenderung belajar sambil menghibur diri.
Dipandu moderator Nabila Nadjib, webinar bertema “Pendidikan Bermutu untuk Generasi Anak Digital” ini juga mengundang narasumber Ari Ujianto (Fasilitator Komunitas), Nofica Andriyanti (Dosen UNU Yogyakarta), Dian Kristiandi (Bupati Kabupaten Jepara) sebagai Keynote Speech, Ganjar Pranowo (Gubernur Provinsi Jawa Tengah) sebagai Keynote Speech dan Ayonk (Actor, Musisi, Host) sebagai Key Opinion Leader. (*)
Post a Comment