Ekosistem yang Mungkinkan Sirop Kawista Terjual Sampai Singapura
Bagi wisatawan yang pernah ke Jepara, oleh-oleh sirop Kawista adalah bawaan wajibnya. Beragam merek bisa dipilih di Jepara, semua mengaku asli dan legit. Cuma, dulu sirop itu mesti dijemput ke Jepara. Para pengusaha sirop juga paling jauh kirim di seputar Jepara, bisa Demak, Lasem, Pati, paling jauh Semarang atau Surabaya.
Tapi kini, dengan hadirnya era digital, kita bisa pesan sirop Kawista Jepara, dodol Kudus hingga jipang Kebumen di beragam marketplace dengan harga dan rasa nyaris sama. Terkadang malah di marketplace tertentu bisa dapat diskon dan gratis ongkir ke rumah. Tinggal pesan, transfer dan kirim. Beragam oleh-oleh renyah dan legit bisa sampai rumah dengan tak menguras kantong dalem-dalem.
”Itulah kemajuan dunia digital di dalam pasar online yang kini jadi tren wirausaha Indonesia, go digital. Bahkan, sebagai solusi bisnis di era pandemi. Pilihan go digital yang memungkinkan pasar Kawista Jepara bisa sampai Samarinda bahkan Singapura. Boarding digital sudah bukan pilihan, tapi malah keharusan. Pasar digital teramat luas dan tak terbatas, dengan pemasaran digital produk kita bisa terbang ke mana-mana,” ujar Daru Wibowo, konsultan marketing digital saat berbicara dalam webinar literasi digital Indonesia Makin Cakap Digital gelaran Kementerian Kominfo untuk warga Jepara, Jateng, 12 Juli 2021.
Daru tak sendirian tampil membahas topik diskusi ”Menciptakan Ekosistem Kewirausahaan Digital. Dipandu moderator Danys Citra, tampil pula tiga pembicara lainnya: Widiasmorojati (konsultan bisnis), Anang Putra Dermawan (CEO March Indonesia) dan Ahmad Ghozi (pekerja sosial dan fasilitator kesejahteran keluarga) beserta Andrew Wahyu (jurnalis dan content creator) yang tampil sebagai key opinion leader.
Salah satu jurus kita sukses memasarkan produk kita di era digital adalah dengan membuat konten promo yang tepat sasaran dengan visual dan deskripsi yang cocok dengan zamannya. Tidak zamannya lagi menjual di media sosial dengan bahasa deskripsi. Misal, jual kue enak, jangan lagi menyebut kue ini terdiri dari bahan-bahan pilihan dan berkualitas. Milenia tak butuh info itu. Tapi, tulis kue ini membuatmu lebih nyaman menikmati hidup. Bikin hidup berubah suasana, itu lebih kena buat pasar milenia.
”Hati-hati pesan dalam iklan, mesti membawa spirit baru. Jadi kalau jualan smartphone baru ndak usah cerita terdiri dari kamera sekian megapixel dan beragam klasifikasi teknisnya, tak menarik. Coba tulis, kamera ini membuat selfie lebih terasa eksotis dan hasil foto yang tak kan kau lupa. Ini beda zaman. Pesan dibuat mesti merayu, membuat konsumen merasa dirinya harus membeli produk kita,” terang Anang Putra Darmawan, menyemangati.
Kini, ekosistem berwirausaha memang sudah sangat sinergis dan saling tergantung. Karena itu, berbeda dengan zaman dahulu, menjadi pengusaha masa lalu mesti bermodal dan berani lebih ulet. Meski tetap harus kerja kreatif, di era digital kita bisa merintis usaha, bahkan bisa tanpa modal kas banyak, secukupnya.
”Bisa mulai intip produk yang paling dicari di pasar marketplace, sejauh mana permintaan pasarnya, dan bagaimana pasokannya, banyak pesaing sejenis atau masih limited. Biar mudah diterima pasar, poles dengan sentuhan pembeda agar terasa eksklusif. Barang ekslusif yang dijual dengan stok terbatas akan menggoda lebih banyak konsumen. Dan konsumen begitu tak terpengaruh dalam soal harga,” ujar Widiasmorojati, ikut menimpali.
Ditambahkan, kalau produk eksklusif bisa kita amati, tiru dan modifikasi, tinggal bikin konten promosi yang cocok dengan produk dan kemasan menawan. Dan yang pasti, tampillah di toko online secara sopan dan simpatik. Produk yang dicari pasar dengan pelayanan dan kemasan menarik adalah modal awal sukses Anda di pasar digital.
”Tinggal segera eksekusi dengan langkah konkret. Kalau tidak, Anda hanya kolektor ide dari ratusan webinar, tapi mubazir kalau tidak juga berani action. Berani memulai itu langkah nyata bisnis Anda,” pesan Widiasmorojati, menutup diskusi. (*)
Post a Comment