Diskusi ISEI : Usaha Kuliner dan Pemandangan Alam
ISEI Cabang Yogyakarta menyelenggarakan diskusi terbatas dengan “Usaha Kuliner dan Pemandangan Alam” di Suwatu by Mil&Bay, Sumberwatu, Sambirejo, Prambanan, Sleman, DIY (Minggu, 24/10/21). |
WARTAJOGJA.ID: Beberapa tahun terakhir berkembang usaha kuliner dengan lokasi yang menyajikan dan mengekplotasi pemandangan alam. Usaha tersebut bermunculan pada saat Pandemi Covid-19.
Spot kuliner tersebut menyajikan minuman (kopi, teh, susu dan sejenisnya), kuliner perdesaan dan menu lainnya.
Di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), usaha kuliner yang menyajikan pemandangan alam yang indah dan menarik tersebar di Kabupaten Sleman, Kulon Progo, Bantul dan Gunung Kidul.
Beberapa spot kuliner tersebut antara lain Millenial Coffee & View (Bantul), Geblek Menoreh View (Kulon Progo), Warung Sundul (Bantul), Suwatu by Mil&Bay (Sleman), Coffee Angkasa (Kulon Progo), De Mangol (Gunungkidul), South Shore (Gunungkidul), dan HeHa Ocean View (Gunungkidul).
Berkaitan dengan hal tersebut, ISEI Cabang Yogyakarta menyelenggarakan diskusi terbatas dengan “Usaha Kuliner dan Pemandangan Alam” di Suwatu by Mil&Bay, Sumberwatu, Sambirejo, Prambanan, Sleman, DIY (Minggu, 24/10/21).
Narasumber diskusi Santosa Rohmad (Dirut Bank BPD DIY), Edy Suandi Hamid (Rektor UWM), Miyono (Wakil Kepala BI DIY) dan Y. Sri Susilo (Sekretaris ISEI Cabang Yogyakarta/Dosen FBE UAJY) selaku moderator. Hadir selaku penanggap Jimmy Parjiman (Kepala OJK DIY), Wing wahyu Winarno (Komisaris PT Anindya Mitra Internasional) dan Suparmono (Pengurus ISEI Cabang Yogyakarta).
“Trend usaha kuliner dengan sajian pemandangan alam sebenarnya sudah berkembang sejak sebelum pandemi dan pada saat pandemi ini justru tumbuh berkembang”, ungkap Santosa Rohmad. Pengamatan Santosa, usaha kuliner tersebut berkembang terkait dengan gaya hidup kembali ke alam (back to nature).
Harus diakui berkuliner sambil menikmati pemandangan alam (sawah, ladang, bukit, laut dan sejenisnya) merupakan pengalaman yang luar biasa.
Berdasarkan pengalaman tersebut, konsumen akan datang lagi atau mencoba tempat spot kuliner yang sejenis.
“Potensi perdesaan sebagai destinasi wisata memang luar biasa dan harus dikembangkan melalui usaha kuliner maupun desa wisata”, jelas Edy Suandi Hamid. Selanjutnya Edi mengapresiasi investor yang melakukan usaha kuliner dengan sajian pemandangan alam yang luar biasa. Usaha tersebut akan menjadi salah satu titik awal dari percepatan pemulihan ekonomi baik dari penyerapan tenaga kerja, permintaan terhadap bahan baku menu minuman dan makanan, dan daya tarik wisatawan.
“Sejalan dengan PPKM level 2 tamu yang berkunjung di spot kuliner dengan pemandangan alam yang memukau seharusnya meningkat”, harap Miyono. Di sisi lain, Miyono juga mengingatkan penerapan protokol kesehatan harus dijalankan dengan ketat dan disiplin. Dengan demikian, upaya percepatan pemulihan ekonomi di DIY melalui kegiatan wisata secara bertahap akan tercapai.
“Tumbuhnya spot kuliner dimungkinkan juga karena kejenuhan masyarakat berkuliner di pusat-pusat perbelanjaan”, catat Y. Sri Susilo selaku moderator diskusi. Menurut Susilo, diskusi terbatas ISEI Cabang Yogyakarta akan diselenggarakan rutin dengan topik isu terkini. Tujuan dari dari diskusi untuk memberikan sumbangan pemikiran upaya percepatan pemulihan ekonomi di DIY. (Cak/Rls)
Post a Comment