Digitalisasi Keluarga Sebabkan Acuh Tak Acuh
Batang –Transformasi digital terbukti telah mengubah budaya digital dan perilaku manusia sebagai sumber daya di kancah kehidupan. Di lingkungan keluarga, transformasi digital ternyata membawa efek yang cukup luar biasa pengaruhnya.
“Digitalisasi pergaulan keluarga menciptakan hubungan kaku. Humanisasi lebur dalam koneksi digital. Canda tawa terdengar tanpa interaksi keluarga. Acuh tak acuh,” ujar Munif, Kepala Seksi (Kasi) Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Batang, saat menjadi narasumber webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Selasa (24/8/2021).
Menurut dia, transformasi digital menciptakan suatu kondisi yang mengesampingkan perasaan pribadi orang lain. Hal itu juga mempengaruhi etika sosial bahkan mempengaruhi tatatan pergaulan di lingkungan keluarga.
Diakui, pandemi memang seperti dua sisi mata uang. Ada tantangan sekaligus peluang. Musibah atau anugerah ada pada dua sisi yang berbeda.
Akibat pandemi, dunia usaha mengalami perubahan. Begitu pula tatanan ekonomi berubah drastis. Pasar terguncang dengan pola-pola baru.
Praktis, lanjut Munif, pola komunikasi antar manusia berubah, kompetensi menyesuaikan gerak zaman, sekaligus mencipta peluang-peluang baru yang sebelumnya belum pernah terbayangkan.
Transformasi digital juga memaksa mereka yang berurusan dengan ekonomi, industri, pendidikan termasuk instansi pemerintah dan kegiatan pengajian, harus menyesuaikan kondisi. Semua itu perlu dijadikan bahan renungan.
Narasumber lainnya, Lanjar Utami selaku Kepala MAN 1 Karanganyar menyarankan untuk melakukan Interaksi, berpartisipasi dan kolaborasi di ruang digital sesuai kaidah etika digital. Hindari konten negatif dan banjiri ruang digital dengan konten positif.
Wanita bergelar doktor ini sepakat, transformasi digital menjadi berkah atau anugerah tergantung pada manusia sendiri cara menyikapinya.
Dipandu moderator Amel Sannie, webinar juga menghadirkan narasumber Imam Ali Bashori (Direktur Lembaga Penelitian dan Aplikasi Wacara/LPAW), Bang Aswar (Pendiri dan Pengasuh Pure Consciousness Indonesia (PCK) serta Program Percepatan Evolusi Kesadaran), dan Aditsur (Musisi dan Pemain Sinetron) sebagai Key Opinion Leader. (*)
Post a Comment