Awas, jika emailmu bocor, bisa dipakai orang buat belanja online hingga akses game online
Brebes: Entrepreneur dan juga graphologist Diana Balinda pernah mengalami kejadian tak terduga ketika akun email pribadinya bocor tanpa ia sadari. “Ketika dicek, ternyata sudah pernah untuk mengakses setidaknya ke empat tempat, mulai dari toko online sampai game online,” cerita Diana saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema ”Pendidikan Bermutu untuk Generasi Anak Digital,” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Kamis (19/8/2021).
Dalam webinar yang diikuti 432 peserta itu, Diana mengatakan, untuk memeriksa apakah akun pribadi itu bocor atau tidak, pengguna kini dimudahkan dengan situs pelacakan akun, salah satunya periksadata.com.
Digital Trainer dan pegiat Kaizen Room itu pun menduga, kebocoran akun email itu bisa berasal dari berbagai penyebab. Salah satunya, saat mendaftarkannya sebagai syarat mengakses sebuah aplikasi yang hendak kita unduh dan gunakan.
“Kita seringkali diminta memasukkan alamat email saat hendak mengakses aplikasi. Nah, dari situ sebaiknya pengguna menggunakan second email, jangan gunakan email utama sebagai antisipasi,” kata Diana.
Diana pun mengingatkan, kejahatan dunia maya seringkali melancarkan aksi-aksinya dengan memanfaatkan email yang bocor itu. Salah satunya phising yang dilakukan untuk mencuri akun korban.
“Phising ini sebuah upaya scam atau penipuan agar kita bisa membagikan informasi login atau informasi lain di internet. Phising biasanya dilakukan melalui email, iklan atau situs yang mirip dengan yang biasa dikunjungi,” cetus Diana. Phising sendiri masuk kategori kejahatan maya paling populer.
Ada pula kejahatan spear phising. Bedanya, lanjut Diana, pelakunya menargetkan calon korban lebih akurat menggunakan informasi dari calon korban sendiri. “Sedangkan scam ini upaya tak jujur untuk menghasilkan uang atau barang lain dengan penipuan,” tegas Diana.
Diana mengatakan, untuk mencegah kebocoran data pribadi juga bisa dilakukan dengan menghindari saling pinjam perangkat digital dengan orang lain. “Saat hendak mengganti perangkat digital itu dengan lainnya, sterilkan dan pastikan dulu isinya telah benar-benar kosong,” kata Diana. Diana membeberkan faktor lain yang bisa menyebabkan data pribadi bocor, di antaranya juga karena kata sandi yang terlalu mudah ditebak.
“Terkadang anak-anak kita pun bisa mengetahui kata sandi perangkat kita, karena sederhana dan polanya gampang ditebak,” jelas Diana. Untuk menggunakan kata sandi, Diana menyarankan untuk memastikan dulu sekeliling kita tidak ada yang mengetahui atau memperhatikan. Bisa juga menutup layar gawai saat mengakses atau memasukkan kata sandi, dan rajin mengganti kata sandi secara berkala.
“Untuk aman berinternet, gunakan password yang sulit ditebak dan selalu log out jika memakai perangkat lain,” kata Diana. Bisa juga mencoba mengaktifkan pengaturan privasi ganda di akun pribadi, misal via Find My Location, Back Up Data, Antivirus, Shredder, juga Two Factor Authentication.
”Jelajahi situs internet yang bisa dipercaya saja. Jangan asal klik dan share yang privasi seperti OTP. Rajin juga hapus history penelusuran online serta minimalisir pemakaian free wifi di ruang publik,” urai Diana.
Narasumber lain dalam webinar, staf pengajar Sosiologi Fisip UNS Akhmad Ramdhon mengatakan, penggunaan gadget dan internet saat ini sudah begitu dekat dengan masyarakat. Tak terkecuali anak kecil di mana pun berada.
“Orang seakan tidak mau dan tidak bisa lepas lagi dengan smartphone barang sejenak. Di kamar mandi, meja makan, tempat tidur, mobil, juga saat sedang bersama teman atau keluarga,” kata Ramdhon.
Oleh sebab itu, Ramdhon menilai perlunya peran orangtua dalam memberi teladan dan pendampingan untuk mengatasi kecanduan anak pada gawai, agar mereka tidak terpapar dampak negatif gadget.
Webinar yang dimoderatori Dannys Citra ini juga menghadirkan narasumber lain, yakni content writer Kaliopak.com Lukman Hakim, Ketua Pergunu Kebumen Solahuddin, serta Arif Budiman selaku key opinion leader. (*)
Post a Comment