Ancaman Kejahatan Digital Semakin Nyata
Demak – Pada Januari 2020 Hootsuite dan We Are Social melansir hasil survei sebanyak 59 persen penduduk dunia sudah dapat mengakses internet. Kuartal kedua pada tahun yang sama, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengeluarkan data yang menunjukkan penetrasi internet di Indonesia mencapai 73,7 persen atau sudah dapat diakses oleh 196,71 juta. Goole & Temasek juga melansir data total transaksi secara digital mencapai sekitar Rp 621 triliun.
Melihat perkembangan teknologi informasi yang menggembirakan itu, Konsultan IT dan Trainer Robotika, Muhammad Fadlullah, menyatakan benar dunia teknologi yang tumbuh pesat menjadikan sumber informasi bisa diakses secara cepat tanpa batas.
“Berbanding lurus dengan itu, ancaman kejahatan digital juga semakin nyata,” ungkapnya saat menjadi narasumber webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Senin (27/9/2021).
Sebagai gambaran, berdasarkan data Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, pada Januari hingga November 2020 diketahui terjadi sebanyak 4.250 laporan kejahatan siber. Dari ribuan kasus, 1.158 kasus di antaranya merupakan kasus penipuan dan 267 kasus akses ilegal.
Keamanan digital merupakan sebuah proses untuk memastikan penggunaan layanan digital, baik secara daring maupun luring, dapat dilakukan secara aman dan nyaman.
Mestinya, kata Fadlullah, keamanan data menjadi salah satu perhatian serius mengingat antar-pengguna terhubung secara langsung dan bersifat global. “Penyedia platform digital hanya bisa menyediakan fasilitas untuk membantu mengamankan data, tetapi kontrol utama tetap ada pada masing-masing pengguna,” ucapnya.
Disebutkan, ada beberapa langkah untuk melindungi identitas digital supaya terhindar dari kejahatan. Di antaranya, gunakan password yang rumit dan ganti secara berkala, tidak terlalu terbuka menampilkan informasi pribadi serta sedapat mungkin hindari pemakaian wifi umum.
Narasumber lainnya, Khuriyatul Husna selaku Dosen Universitas Lancang Kuning – IAPA, pada webinar kali ini yang bertema ”Literasi Digital Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Peserta Didik dan Tenaga Didik” antara lain menyampaikan hampir tidak mungkin memisahkan anak-anak dari telepon pintar.
Bahkan, ujarnya seraya mengutip data UNICEF dan Kaspersky Lab, tidak sedikit anak-anak membawa telepon saat ke toilet dan tidur dengan telepon di bawah bantal mereka. Adapun aktivitas terbesar mereka adalah bermain game, nonton film atau berkomunikasi melalui sosial media.
Husna mengingatkan, media digital memiliki potensi informasi yang dapat memanipulasi penggunanya, karena itu orang tua harus mampu memberikan pengenalan dan pemahaman tentang keberadaan internet sesuai dengan kebutuhan dan disertai tanggung jawab.
Dipandu moderator Mafin Rizqi, webinar juga menghadirkan narasumber Ryan Sugiarto (Dosen Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta), Zayyinul Fata (Aktivis Pendidikan, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Demak), Eisti'anah (Bupati Kabupaten Demak) sebagai Keynote Speaker, Ganjar Pranowo (Gubernur Provinsi Jawa Tengah) sebagai Keynote Speaker dan Audrey Chandra (News Presenter) sebagai Key Opinion Leader. (*)
Post a Comment