Ambil Manfaat Media Sosial, Buang Sisi Buruknya
KEBUMEN: Guru SMKN 2 Kebumen Nurul Aini menuturkan manfaat media sosial sangatlah banyak jika penggunaanya tepat sesuai tujuan dan fungsinya.
“Dari media sosial, kita tidak sekedar mendapat banyak teman atau menjadi tempat berkomunikasi, curhat, aduan dam berbagi cerita tapi juga bisa menambah pengetahuan,” kata Aini saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema " Literasi Digital Dalam Meningkatkan Wawasan Kebangsaan" yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Kebumen Jawa Tengah, Jumat (29/10/2021).
Dalam webinar yang diikuti hampir 600 peserta itu, Aini menuturkan media sosial juga bisa menjadi tempat beropini atau berpendapat sekaligus belajar bisnis.
“Dari media sosial kita mendapatkan informasi yang mungkin tak pernah kita duga,” kata dia.
Aini menuturkan, pengguna perlu memahami cara bijaksana menggunakan media sosial. Yakni dengan menyampaikan informasi dengan bahasa yang sopan, tidak menyebarkan berita dan konten negatif, juga tidak melakukan ujaran kebencian.
“Jangan gunakan media sosial untuk melakukan perbuatan yang mengarah pencemaran nama baik. Jangan pernah menyinggung SARA dan jangan sekali-kali melakukan penipuan serta selalu menjaga etika,” kata dia.
Di satu sisi Aini menyoroti media sosial yang tak digunakan secara bijak bisa memicu dampak negatif. Media sosial telah membuat interaksi tatap muka cenderung menurun dan pengguna jadi rentan mengabaikan orang sekitar.
”Pengguna bisa kecanduan dan rentan terhadap pengaruh buruk orang lain,” kata dia. Media sosial yang dimanfaatkan salah bisa digunakan untuk cyberbullying, perjudian, sebaran pornografi dan masalah privasi serta membuang waktu.
Narasumber lain webinar itu, Kabiro Kemahasiswaan dan Alumni UAD Choirul Fajri mengatakan yang perlu diwaspadai dari media sosial adalah dampak buruknya yang merugikan. Khususnya kasus penipuan yang sangat marak.
“Ingat ada realita kejahatan di media sosial yang perlu dicermati,” kata dia. Realita kejahatan media sosial itu, kata Fajri adalah kejahatan itu bisa dilakukan oleh orang terdekat anda, sudah mengenali kepribadian anda dengan baik, dan tak peduli reputasi suatu organisasi yang meyakinkan.
“Kejahatan media sosial itu tidak mengenal kompromi jadi siapa saja bisa menjadi korban,” kata dia.
Webinar itu juga menghadirkan narasumber Ahmad Wahyu Sudrajad (peneliti), I Gusti Putu Agung Widya Goca (dosen Universitas Ngurah Rai), serta dimoderatori Dannys Citra dan Rosaliana Intan Pitaloka selaku key opinion leader. (*)
Post a Comment