Waspada Ancaman Kejahatan Siber, Ini Cara Agar Aman Berinternet
Sragen - Kemajuan dunia digital dan internet di satu sisi memang bisa memudahkan segala aktivitas. Namun di sisi lain ada banyak ancaman kejahatan dengan berbagai modus yang dapat merugikan pengguna. Digital Marketer, Eko Sugiono, mengatakan seiring dengan perkembangan teknologi dan internet, masyarakat perlu memiliki kemampuan literasi digital.
“Literasi digital merupakan kecakapan menggunakan media digital dengan beretika dan bertanggung jawab untuk memperoleh informasi dan berkomunikasi,” katanya dalam webinar literasi digital dengan tema ”Keamanan Berinternet: Mencegah Penipuan di Ranah Digital” yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo untuk warga Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Senin (13/9/2021).
Menurut Eko, kemampuan literasi digital sangat penting dimiliki masyarakat agar dalam melakukan aktivitas digital bisa berpikir kritis, kreatif dan inovatif. Selain itu, dengan literasi digital masyarakat juga mampu menggunakan teknologi untuk membantu memecahkan masalah.
“Dengan literasi digital, maka pengguna digital akan lebih lancar berkomunikasi dan berkolaborasi dengan lebih banyak orang,” tuturnya.
Adapun karakteristik masyarakat digital Indonesia, secara umum suka mengekspresikan diri, tidak ragu ketika akan mendownload suatu file maupun mengupload file ataupun konten. Masyarakat digital Indonesia juga banyak berinteraksi di media sosial, dan cenderung tidak menyukai aturan yang mengikat atau tidak suka diatur-atur. “Masyarakat digital Indonesia juga terbiasa untuk belajar bukan dari instruksi melainkan dari mencari,” ucapnya.
Melihat karakteristik masyarakat digital Indonesia seperti itu, maka pemahaman mengenai ancaman kejahatan di internet diperlukan.
Eko menambahkan, ada berbagai modus yang kerap digunakan oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab dalam melakukan kejahatan. Salah satunya phising, yakni upaya untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelabuan.
“Data yang menjadi sasaran phising adalah data pribadi seperti nama, usia, alamat. Kemudian data akun seperti username dan password dan data finansial, informasi kartu kredit, serta rekening,” tutur Eko pada diskusi yang diikuti 300-an partisipan itu.
Modus berikutnya adalah dengan teknik scam, yakni segala bentuk tindakan yang sudah direncanakan yang bertujuan untuk mendapatkan uang dengan cara menipu atau membohongi orang lain. “Biasanya terjadi kontak komunikasi, baik melalui media chat, telepon, dan lainnya,” ucapnya.
Eko lantas membeberkan, agar aman menjadi pengguna internet yakni dengan melindungi data pribadi di internet. “Data pribadi adalah salah satu hal yang mesti diperhatikan dan diwaspadai dari kejahatan siber,” ujarnya.
Masih menurut Eko, ada beberapa tips agar terhindar dari penipuan online. Di antaranya, tidak share informasi pribadi di media sosial. Kemudian mengganti password secara berkala dan tidak memakai password yang sama untuk semua akun. “Jangan tergiur dengan harga murah dan kualitas bagus saat berbelanja online. Selain itu, selalu instal aplikasi dari situs yang terpercaya,” pesan Eko.
Narasumber lain, Content Writer Jaring Pasar Nusantara, Murniandhany Ayusari, lebih menekankan pada budaya digital melalui Pancasila. Budaya digital dengan nilai Pancasila ini, untuk sila pertama memiliki nilai utama cinta kasih, menghormati agama dan ibadah orang lain. Sila kedua, nilai utama setara, meliputi menonjolkan sikap tenggang rasa, toleransi, empati, tolong menolong, dan saling mendukung.
Selanjutnya, kata Murni, sila ketiga, memiliki nilai harmoni, mengutamakan kepentingan Indonesia di atas kepentingan pribadi maupun kelompok. Lalu sila keempat, mengandung nilai demokratis dan sila kelima dengan nilai gotong royong.
Diskusi virtual yang dipandu oleh moderator Dannys Citra itu, juga menghadirkan narasumber Ragil Triatmojo (Blogger dan SEO specialist), Amir (Kepala Sekolah Birrul Walidain Sragen), dan Top 6 Mister Global International 2019 Herman YC, selaku key opinion leader. (*)
Post a Comment