Teknologi Digital Membuka Banyak Peluang Bisnis Baru. Warganet, Silakan Manfaatkan!
Kendal – Ada sekitar 202 juta penduduk Indonesia yang telah terhubung dengan internet, dan pada 2022 seluruh area ditargetkan bisa merasakan sinyal 4G. Untuk mencapai peluang tersebut, berbagai elemen perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi era digital dengan mengakselerasi literasi digital yang meliputi digital ethics, digital culture, digital skills, dan digital safety.
Hal tersebut disampaikan oleh fasilitator nasional Muhamat Taufik Saputra ketika menjadi narasumber dalam webinar litersi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Kamis (16/9/2021).
Muhamat Taufik, yang juga seorang entrepreneur mengatakan, pemanfaatan teknologi semakin meningkat ketika kondisi pandemi Covid-19 merebak. Salah satunya, perubahan yang terjadi adalah pergeseran transaksi ke ranah digital, 55 persen masyarakat lebih sering belanja online dan 81 persen di antaranya paling sedikit sekali dalam seminggu melakukan transaksi daring. Hal itu menunjukkan betapa teknologi membuka peluang baru, dan Indonesia bisa memanfaatkannya dengan berada dalam lingkaran tersebut.
”Bisnis e-commerce misalnya dapat menjadi jalan untuk bisa berada di lingkaran tersebut dan menangkap peluang untuk berbisnis. Bisa dimulai dari yang paling mudah sebagai dropshipper atau reseller,” jelas Taufik pada webinar yang mengusung tema ”Sejahtera Lewat Dunia Digital”.
Kaitannya dengan sejahtera di era digital, menurut Taufik, masyarakat perlu meningkatkan kecakapan digital untuk masuk ke circle bisnis. Membuka bisnis lokal perlu dibangun pondasi yang kuat, yakni niat dan pola pikir bisnis yang benar. Ia mencontohkan brand lokal Erigo yang berhasil bertahan dan meluaskan pasar di masa pandemi dengan memanfaatkan digital marketing.
”Mengembangkan brand lokal di era digital harus paham rencana pemasaran berbasis konten berdasarkan pelanggan. Memahami fitur platform digital untuk membagikan konten, karena setiap platform memiliki keunikan masing-masing. Mengunggah konten di media sosial secara efektif dengan memahami peak-time masing-masing media. Memberi perhatian pada unggahan yang mendapat respons terbanyak untuk bisa dievaluasi dan dikembangkan,” urai Taufik.
Narasumber lain, jurnalis Nabil Basalamah mengatakan, berbagai perubahan dan kemudahan yang ditawarkan teknologi merupakan bentuk kesejahteraan akibat digitalisasi. Misalnya, keterampilan menggunakan platform Zoom sebagai sarana interaksi dan komunikasi di masa pandemi Covid-19.
Namun dengan adanya pengguna internet baru, juga pengguna sebelumnya, mereka mesti hati-hati karena di era digital ada oknum yang ingin sejahtera tapi dengan cara yang tidak benar. Contoh, maraknya penipuan online ketika masyarakat berhijrah ke ruang digital.
”Inti dari penipuan adalah phising, memancing pengguna media digital untuk memberikan data atau identitas digital mereka. Oknum menggunakan berbagai trik dengan cara melempar umpan melalui pesan atau email berisi undian berhadiah salah satunya. Dengan tautan yang dikirimkan, oknum menggiring korban untuk memberikan data untuk dimanfaatkan,” jelas Nabil Basalamah kepada 260-an peserta webinar.
Selain itu trik penipuan online terjadi dalam bentuk scam. Pelaku berupaya mengelabui korban, biasanya dilakukan melalui telepon dengan mengaku dari pihak tertentu, kemudian memanfaatkan rasa panik korban untuk mendapatkan identitas korban.
”Untuk terhindar dari penipuan online, biasakan periksa akun secara rutin dan buat bookmark halaman login. Pelaku penipuan biasanya membuat laman yang mirip dengan website resmi. Jika tidak teliti, kita bisa terperangkap pada pancingan penipu,” ujarnya.
Pastikan juga, ketika hendak menjelajah atau meng-klik tautan pesan itu memiliki SSL ”https” yang menandakan bahwa laman tersebut aman. Ubah password akun secara berkala dan berbeda setiap akun, serta install software untuk keamanan internet dan tetap update antivirus.
”Jangan ragu melapor ketika mendapatkan pesan mencurigakan yang mengindikasikan penipuan. Laporkan ke polisisiber.id atau lapor.id dan rekening.id untuk mengantisipasi penipuan lebih lanjut,” pesan Nabil.
Diskusi virtual yang dimoderatori oleh tv presenter Nabila Nadjib ini juga diisi oleh narasumber lainnya: Sani Widowati (Princeton Bridge Year On-Site Director Indonesia), Delly Maulana (dosen Universitas Serang Raya), serta Herman YC (Top 6 Master Global International 2019) yang menjadi key opinion leader dalam diskusi.
Webinar Kominfo itu sendiri merupakan bagian dari Program Nasional Literasi Digital: Indonesia Makin Cakap Digital yang diselenggarakan secara serentak di seluruh kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kecakapan masyarakat dalam menggunakan dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. (*)
Post a Comment