Poltekes Yogyakarta Gelar ICHS 2021 Libatkan Ilmuwan Antar Negara Hingga WHO
Direktur Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Joko Susilo |
WARTAJOGJA.ID : Sejumlah ahli kesehatan dari berbagai negara
menggelar pertemuan daring guna membahas transisi perubahan status pandemi
Covid-19 menjadi endemi yang dipusatkan di Yogyakarta selama dua hari,
Kamis-Jumat, 23-24 September 2021.
Forum bertajuk The 8th International Conference on
Health Sciences (ICHS) 2021 dan diikuti perwakilan organisasi kesehatan dunia
(WHO) itu diinisiasi Politeknik Kesehatan (Poltekes) Kementerian Kesehatan Yogyakarta.
“Fokus pertemuan ini menggali berbagai rekomendasi
untuk persiapan ketika pandemi Covid-19 statusnya sudah ditetapkan menjadi
endemi, kebijakan seperti apa yang harus diambil,” ujar Direktur Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta Joko Susilo, Kamis.
Joko menuturkan, satu kebijakan yang menguat ketika transisi
masih berlangsung, pemerintah mengambil kebijakan yang bersifat lokal. Misalnya
dalam pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM yang saat ini tampak
berbeda-beda antar daerah dengan bentuk levelling 1-4.
“Namun ketika nanti transisi sudah sepenuhnya
terjadi, tentu perlu kebijakan yang lebih progresif. Misalnya ada satu wilayah benar-benar
bersih dari Covid sementara di wilayah lain belum,” ujarnya.
Joko menambahkan, salah satu kajian yang menguat
dalam forum daring itu soal rencan pemerintah yang berinisiatif mempersiapan program
Kota Sehat di masa endemi.
Label Kota Sehat ini bilamana leveling PPKM wilayah
itu terus menurun. “Kota sehat akan menjadi satu strategi mempersiapkan
masyarakat agar memiliki ketahanan menghadapi pandemi atau bencana yang dapat
datang sewaktu-waktu,” ujarnya.
Joko menuturkan, sebagai negara dengan mobilitas dan jumlah penduduk yang cukup besar, melalui Kota Sehat itu Indonesia ditargetkan lebih mampu bertahan dan tanggap terjadinya potensi wabah-wabah ke depan selain Covid-19.
“Apabila WHO dan pemerintah masih menetapkan situasi
pandemi, berarti kebijakan di seluruh wilayah sama. Jadi Kota Sehat hanya
muncul jika sudah masuk masa endemi,” ujarnya. Kota Sehat sendiri dinilai butuh
pendampingan termasuk percontohan.
Dalam pertemuan itu, sejumlah ilmuwan berbagi ilmu
dan pengalaman di bidang ilmu kesehatan. Mulai kebidanan, keperawatan,
kesehatan gigi, kesehatan lingkungan, analis kesehatan, gizi, dan kesehatan
masyarakat.
Mereka yang terlibat seperti Tara M Kessaram -
Healthier Population/Non-Communicable Disease Team Leader (WHO Indonesia), Dicky
Budiman (Griffith University Australia), Anne Peeters (Deakin University -Australia),
Serap EA (Ataturk University -Turkey), Marzuki bin Isahak (The Academy of
Occupational and Environmental Medicine-Malaysia), Diane CM (University of
Rhode Island-USA), Jackie SR (International Federation of Nurse
Anesthetist-USA), Armah Binti Tengah (Politeknik Brunei).
Sedangkan pembicara dari dalam negeri di antaranya
Menteri Kesehatan Budi Gunawan Sadikin. (Cak/Rls)
Post a Comment