Memanfaatkan Peluang Teknologi dalam Pembelajaran Jarak Jauh
Purworejo – Penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ) di kondisi pandemi Covid-19 memiliki tantangan dan peluang. Itulah topik yang dibahas dalam webinar literasi digital gelaran Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Selasa (7/9/2021). Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Nasional Literasi Digital: Indonesia Makin Cakap Digital yang dilaksanakan untuk meningkatkan kecakapan masyarakat dalam menggunakan dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Fikri Fadil sebagai moderator memandu diskusi virtual yang diisi oleh empat narasumber: Muhammad Mustafid (Ketua LPPM UNU Yogyakarta), Lia Puspitasari (guru SMAN 7 Purworejo), Nanik Lestari (peneliti MAP UGM), dan Fitriana Aenun (Kepala MTsN 3 Purworejo). Hadir pula model Karina Basrewan sebagai key opinion leader. Masing-masing narasumber menyampaikan materi diskusi dengan pendekatan empat pilar literasi digital: digital ethics, digital culture, digital skills, dan digital safety.
Lia Puspitasari sebagai seorang guru mengatakan, PJJ merupakan sarana pembelajaran yang mau tidak mau diterapkan agar tidak terjadi kelumpuhan pendidikan ketika kondisi pandemi Covid-19. Kondisi ini memaksa seluruh satuan pendidikan harus mampu beradaptasi dengan digitalisasi pembelajaran.
Budaya digital dinilainya menjadi prasyarat dalam melakukan transformasi digital. Sebab, penerapan budaya digital lebih kepada mengubah pola pikir dari fixed mindset menjadi growth mindset agar dapat beradaptasi dengan perkembangan digital.
”Partisipasi aktif masyarakat menjadi aspek penting dalam membangun budaya. Remediasi, kita harus membuat perbaikan atau beradaptasi dari cara-cara konvensional menjadi digital. Kemudian memanfaatkan hal yang sudah ada menjadi hal baru yang lebih bermanfaat untuk kemajuan,” ujar Lia.
Tantangan dalam pelaksanaan PJJ, lanjut Lia, adalah kecakapan digital yang belum merata sehingga perlu dorongan. Kesenjangan sosial ekonomi juga mengakibatkan keterbatasan akses internet, ditambah pemahaman terhadap materi tidak maksimal karena interaksi dengan pengajar terbatas, serta minimnya pengawasan siswa dalam belajar.
Meski demikian, PJJ memberikan peluang yang lebih fleksibel bagi siswa untuk mengatur waktu belajar, sehingga melatih belajar secara mandiri, menumbuhkan pola berpikir kritis untuk menjangkau pengetahuan yang lebih luas. Akses pembelajaran yang bermutu dapat dicapai secara bebas, karena sumber belajar yang beragam dapat ditemukan di internet.
”Strategi menghadapi pembelajaran jarak jauh harus dimulai dengan mengubah pola pikir agar dapat beradaptasi, meningkatkan kompetensi digital, membudayakan belajar dari berbagai sumber, mendorong kolaborasi digital, serta meningkatan peran tri pusat pendidikan,” tutupnya.
Sementara itu, Fitriana Aenun menjelaskan, pembelajaran daring yang bersinggungan dengan interaksi dalam ruang digital perlu dibekali dengan kompetensi etika bermedia digital. Yakni, kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital dalam kehidupan sehari-hari.
”Etika bermedia digital itu mempertimbangkan perilaku saat beraktivitas di ruang digital dilakukan dengan penuh kesadaran, memiliki integritas atau kejujuran dalam menyampaikan konten. Bertanggung jawab atas segala konsekuensi aktivitas digital, beretika digital dengan penuh kebajikan. Hanya membagikan dan memproduksi konten yang mengandung manfaat, kemanusiaan dan kebaikan,” jelas Fitriana.
Sementara itu, kaitannya dengan strategi belajar dari rumah, ia berpendapat, perlu kolaborasi dan kerja sama antara guru, orangtua, dan siswa agar pembelajaran jarak jauh berjalan efektif. Guru berperan membuat perencanaan pembelajaran, melaksanakan pengajaran atau transfer ilmu, serta memberikan evaluasi terhadap proses belajar murid.
Sedangkan orangtua memiliki peran dalam mengarahkan dan menjelaskan materi yang dipelajari anak, mengajak anak berdialog dan bekerja bersama dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang nyaman dan efektif, memberikan bimbingan kepada anak terkait penggunaan teknologi. Serta yang penting adalah menjadi teladan atau contoh yang baik kepada anak.
”Siswa memiliki tugas untuk tetap bisa menjaga motivasi belajar, meski di tengah kondisi pandemi Covid-19. Motivasi belajar siswa berpengaruh dalam keberhasilan pembelajaran. Motivasi belajar yang baik akan mencapai hasil pembelajaran yang baik pula,” jelas Fitriana. (*)
Post a Comment