Belajar Daring Lebih Produktif, Ini Strateginya
Purbalingga - Pandemi Covid-19 yang terjadi hampir di seluruh dunia berubah menjadi krisis yang menimpa semua kalangan. Dalam dunia pendidikan, pandemi Covid-19 memberikan dampak cukup banyak seperti penutupan sekolah demi menghentikan penyebaran virus corona.
Seperti pemerintahan di negara lain, pemerintah Indonesia pun tak mau ketinggalan membuat program pembelajaran dalam jaringan (daring) yang merupakan pembelajaran berbasis teknologi media digital. Hal itu dimaksudkan agar aktivitas belajar mengajar tak terhenti hingga berakibat pada menurunnya kualitas dan kapasitas kemampuan siswa.
Wakil Ketua Bidang Akademik STAI Khozinul Ulum Blora, Ahmad Syaifulloh mengatakan, elemen esensial untuk mengembangkan literasi digital, yang pertama yaitu kultural berupa pemahaman ragam konteks pengguna ruang digital. Kemudian elemen kognitif, yaitu daya pikir dalam menilai suatu konten. Lalu, konstruktif, yaitu reka cipta sesuatu yang aktual, dan komunikatif, yakni memahami kinerja jejaring dan komunikasi di dunia digital.
”Di samping itu juga perlu kepercayaan diri yang bertanggung jawab dan kreatif atau melakukan hal baru dengan cara baru, serta kritis dalam menyikapi konten dan bertanggung jawab secara sosial,” katanya dalam webinar literasi digital dengan tema ”Kiat-Kiat Sukses Meningkatkan Produktivitas Belajar Online Selama Pandemi Covid-19” yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo untuk warga Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Selasa (31/8/2021).
Ahmad mengatakan, ada berbagai keunggulan dalam konsep pembelajaran yang dilakukan secara online. Di antaranya efektivitas dan efisiensi menjadi manfaat utama dari penerapan belajar e-learning. ”Kini anak-anak tidak perlu pergi ke sekolah yang mungkin butuh biaya transportasi, sebab bisa mengakses sistem belajar secara online dari rumah,” ujarnya.
Belajar daring, lanjut Ahmad, membuat akomodasi menjadi lebih mudah sehingga bisa meningkatkan efisiensi biaya pendidikan. ”Setidaknya harapan pendidikan Indonesia bisa menyentuh semua kalangan tanpa terkendala biaya bisa terealisasi,” tutur Ahmad kepada 320-an partisipan webinar.
Ahmad mengungkapkan, ada lima strategi sekolah mengimplementasikan literasi digital. Pertama, yakni penguatan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan, sehingga paham akan fenomena literasi digital dan dapat menjadi teladan bagi setiap siswa.
Kedua, peningkatan jumlah dan ragam sumber belajar guna memberi kesempatan kepada siswa dalam memilih sumber informasi digital. Kemudian, ketiga yaitu perluasan akses sumber belajar yang dapat dimanfaatkan sehingga memudahkan seluruh siswa untuk mengakses berbagai informasi dari internet.
Keempat yakni peningkatan pelibatan publik yang memiliki kompetensi dalam literasi digital serta unsur tri pusat pendidikan guna memberi masukan dan pendampingan terkait pemanfaatan perangkat digital yang bijak, kreatif, dan bertanggung jawab.
”Yang kelima, yakni penguatan tata kelola sekolah melalui pengembangan sistem administrasi elektronik, sehingga siswa beserta seluruh warga sekolah dapat mengakses dengan mudah, tanpa terkendala ruang dan waktu,” ujarnya.
Sementara, dosen Prodi Sains Data UPN Veteran Jawa Timur, Trimono mengatakan, literasi digital ini dapat dimanfaatkan di berbagai lingkungan. Seperti di lingkungan sekolah, yakni penyediaan kelas virtual, sehingga siswa dapat belajar di mana saja dan kapan saja. Kemudian berkomunikasi dengan warga sekolah menggunakan teknologi digital atau sosial media dan pengarsipan digital.
Lalu pemanfaatkan di lingkungan keluarga, yakni membuat dokumentasi keluarga dalam bentuk foto dan vifeo. Kemudian browsing informasi di internet bersama anggota keluarga, streaming film, bisa juga memasak dengan menggunakan tutorial resep dari internet.
”Sedangkan di lingkungan masyarakat, dengan menggunakan media sosial untuk peningkatan usaha dan kewirausahaan, mencari pekerjaan, untuk mengikuti perkembangan yang sedang terjadi saat ini, maupun juga penggalangan dana sosial,” ucapnya.
Diskusi virtual yang dipandu oleh moderator Rara Tanjung itu, juga menghadirkan narasumber Ginanjar Noviono (Humas dan Protokol Gerakan Pramuka Kwarcab Purbalingga), Imam Wicaksono (praktisi Pendidikan), dan kreator konten Dwi Apri selaku key opinion leader. (*)
Post a Comment