Agar Anak Aman Memanfaatkan Teknologi Untuk Belajar, Ini Tipsnya
Bantul – Pesatnya perkembangan teknologi saat ini memudahkan segala aktivitas kehidupan manusia sehari-hari. Salah satunya yakni di sektor pendidikan, yang mana pembelajaran bisa dilakukan secara jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi dan internet.
Staff Operational Kaizen Room, Andika Renda Pribadi mengatakan pada era perkembangan teknologi saat ini menuntut para pengguna digital untuk memiliki kompetensi dalam mengakses media digital.
Menurutnya beberapa kompetensi yang harus dimiliki di antaranya kemampuan memilih media digital, sesuaikan dengan usia dan kebutuhannya. Kemudian mampu menyaring informasi, mengajarkan cara mendeteksi dan menyaring informasi yang layak diterima.
“Selain itu juga kemampuan mengatur waktu, dengan tidak mengganggu aktivitas penting sehari-hari,” katanya webinar literasi digital dengan tema ”Pembelajaran Online yang Efektif dan Berkualitas” yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo bagi warga Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada 14 Juli 2021.
Andika mengungkapkan dalam mendistribukan informasi, pengguna juga harus mempunyai kemampuan membagi informasi, biasakan membaca, memahami dan mempertimbangkan sebelum dibagikan.
Selain itu juga kemampuan mengemas informasi, berkaitan dengan gaya penyampaian pesan, baik tulis maupun gambar. “Kemampuan yang tak kalah penting, mengenal teman dan lingkungan, sebagai penerima pesan,” ujarnya.
Andika menuturkan dalam penggunaan teknologi digital bagi pelajar atau anak usia masih sekolah, orang tua di rumah harus mendampingi dan mengawasinya supaya tidak terkena dampak buruk dari internet.
Agar aman dalam bermedia digital, orang tua harus mengingatkan kepada anak agar tidak gegabah saat memberikan informasi yang sifatnya pribadi ketika berinteraksi di media digital. Seperti berhati-hati ketika berbagi kontak nomor alamat rumah, sekolah atau informasi lain yang memungkinkan orang-orang yang tidak bertanggungjawab melacaknya.
Kemudian juga memberi batasan waktu yang tegas kepada anak-anak saat menggunakan media digital. “Dengan adanya pembatasan waktu, dapat meminimalisir berbagai ancaman keselamatan bagi anak-anak,” kata dia.
Lalu mengajak dan menunjukkan kepada anak-anak berbagai potensi ancaman termasuk modus yang biasa digunakan. Anak juga harus dibiasakan untuk terbuka dan melatihnya mengendalikan emosinya. “Biasakan anak-anak untuk tidak begitu saja membuka pesan yang diterima, pastikan dahulu kejelasan pengirimnya,” kata dia.
Andika membeberkan beberapa aspek keselamatan anak di media digital, seperti perundungan atau bullying, yang mana biasanya dimulai dari unggahan konten pribadi yang kemudian dibagikan berkali-kali.
Kemudian perdagangan orang, yang biasanya dilatarbelakangi oleh kesulitan ekonomi, kemiskinan dan rendahnya tingkat pendidikan. Lalu, pencurian data pribadi, terjadi ketika unggahan data pribadi dicuri, lalu digunakan dalam berbagai aksi kejahatan.
”Selain itu juga pelecehan seksual dan pornografi, yang biasa dijumpai dalam beragam bentuk, baik tulisan, pesan suara, gambar maupun video,” tutup Andika.
Narasumber lainnya, Pengajar Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Triana Rejekiningsih mengatakan sistem manajemen pembelajaran dengan teknologi yakni platform aplikasi pembelajaran berbasis internet, dirancang untuk membuat, mendistribusikan dan mengatur penyampaian materi pembelajaran dengan berbagai fitur-fitur untuk sumber-sumber belajar dan aktivitas pembelajaran.
Dalam pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi, pendidik atau pengajar bisa memanfaatkan sumber-sumber belajar seperti e-book, e-jurnal, video pembelajaran, Youtube, ruang belajar, dan lainnya.
“Pembelajaran di era digital ini memiliki karakteristik berupa kemandirian. Peserta didik harus bisa mengikuti dengan tepat waktu, menyelesaikan tugas dengan waktu yang telah ditetapkan, memahami dan memeriksa setiap informasi yang diterimanya sebelum menyampaikan,” ucapnya.
Dipandu moderator Oony Wahyudi, webinar kali ini juga menghadirkan narasumber Hamdy Salad (Seniman dan Budayawan), Fira Kumala Sari (CEO Pharsa), dan Profesional Public Speaker Nindy Gita, selaku key opinion leader. (*)
Post a Comment