Trik Jitu BerInvestasi Online: Pahami, Kenali, Jangan Emosi
KLATEN: Buat sebagian masyarakat, di saat pandemi yang berdampak multikrisis, mengelola dana jadi butuh kejelian dan ketelitian. Tapi tak sedikit warganet, khususnya kaum milenia yang bisnisnya masih menghasilkan cuan dan jalan bagus keuangannya, setelah cadangan usaha dan dana darurat kesehatan tercukupi, keinginan berinvestasi jadi pilihan baru di masa kini yang serba online.
Meski banyak tawaran investasi, baik berupa reksa dana, forex maupun obligasi secara online, lebih bagus buat pemula jangan tergoda, apalagi sampai emosi menggelontorkan simpanan untuk berinvestasi online. Pahami dulu aturan main dan kenali perusahaan yang menawarkan sahamnya.
"Logis enggak keuntungan yang ditawarkan? Jangan kita berharap janji untung ratusan juta dalam berapa tahun tanam saham ke suatu usaha, malah buntung. Hitung cermat, apa benar dengan setor misalnya Rp 40 jutaan dalam tiga atau lima tahun jadi Rp 800 juta. Karena, bisa jadi, sahamnya malah jatuh dan duit kita jadi tinggal ratusan ribu. Semua bisa terjadi. Kuncinya, kenali dan pahami dulu sebelum ikut berinvestasi," ujar Indah Wenerda, dosen Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, saat memulai webinar literasi digital dalam rangka program Indonesia Makin Cakap Digital, yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Klaten, 30 Juni lalu.
Dalam diskusi daring buat wong Klaten bertema “Mari Kenali Cara Aman Berinvestasi Online”, yang diikuti ratusan peserta lintas generasi dan beragam profesi itu, Indah tak tampil sendiri. Dipandu moderator Fikri Hadil, tampil juga pembicara lain, yakni: Imam Wicaksono (CEO Sempulur Craft Jogja), Nurul Hajar Latifah (aktivis Gerakan Lintas Iman Klaten), Sudarman (Stafsus Komisi I DPD RI), dan musisi Sherrin Tharia yang tampil sebagai key opinion leader.
Pada masa lalu hingga kini, sebelum muncul investasi secara digital, membeli emas dan tanah menjadi pilihan investasi para orangtua atau kini kita sebut generasi baby boomer. “Saya sendiri sering dikit-dikit beli emas, tapi masih skala perhiasan. Di saat butuh uang, dijual lagi. Tapi rupanya sekarang banyak ruginya, kalau dijual banyak potongan, walau saat harga naik tetap lumayan juga nilainya. Yang jelas, saat ini dengan adanya banyak pilihan investasi, dari pegadaian hingga berbagai lembaga, kita ditawari kesempatan beli emas batangan, bisa dicicil dan nilainya lebih stabil. Jadi kalau untuk investasi, pilihan emas batangan lebih menarik daripada perhiasan. Kalau tanah, jelas lebih untung, tapi buat pemula investasi tanah butuh modal tak sedikit," papar Nurul Hajar, berbagi pengalaman.
Yang juga menarik sebenarnya beli tanah kavlingan. Apa menariknya? Banyak kavlingan dijual dengan harga pertama masih murah di lokasi yang prospek ke depannya menarik. Misal, dekat calon pintu keluar jalan tol atau dekat Bandara Jogja atau kawasan yang bermasa depan cerah, tapi kini dijual dengan harga awal yang murah.
"Itu disarankan untuk yang bisnisnya jalan dan bukan dibeli kredit. Jangan sampai, beli investasi tanah malah pakai duit pinjaman online, itu hanya bikin masalah baru. Bukan berinvestasi, malah bakal pusing dengan pinjaman onlinenya. Itu karena dalilnya: bayar angsurannya pasti, tapi sumber bayar angsurannya yang tidak pasti. Ini bahaya," pesan Imam Wicaksono.
Narasumber lain, Sudarman, menambahkan, di era digital biasakan sebelum tertarik masuk tanam modal investasi pelajari dan kenali perusahaan itu. Bisa cek juga pialang saham dan kredibilitas pialang ke OJK/Bappeti sebagai lembaga resmi pengawas mereka.
“Yang juga penting, perluas wawasan kecakapan digital dan informasi bisnis tentang usaha mereka. Kita tahu di zaman pandemi tentu konsumsi mi instan makin kenceng. Bapak di rumah makin banyak merokok, konsumsi pulsa juga banyak. Jadi perusahaan mi instan, rokok dan telekomunikasi bakal untung gede, tiap tahun bisa bagi deviden ke investor. Ini sahamnya jelas menarik dipilih. Sebaliknya, ada BUMN penerbangan yang jarang penumpang, malah konon pesawatnya ditarik leasing, wah, hati-hati kita tanam modal disana," pesan Sudarman wanti-wanti.
Musisi dan key opinion leader Sherrin Tharia menambahkan, dirinya udah sering main saham. Kata Sherin, investasi bukan main tebak-tebakan buah manggis. Jangan emosi ngejar cuan, karena pialang bakal merayu habis-habisan kalau kita kelihatan ngebet dengan satu saham perusahaan.
"Tapi kalau meleset dan anjlok, mereka juga enggak bantu. So, kita sendiri penentu emosi saat memilih saham. Proses beli makin cepet dengan online, tapi pengambilan putusan sebelum beli kita sendiri yang hati-hati. Kalau salah pilih dan anjlok, nilai sahamnya jatuh, duit kita yang ilang itu nyata bukan maya. Nangisnya beneran kalau duit ilang. Jadi, waspadalah sebelum borong saham," tutur Sherrin berbagi kisah. (*)
Post a Comment