Milenial Guru Digital, Guru Masyarakat, Multi Wawasan Tanpa Batas
Gunungkidul : Milenial. Kelompok atau kaum itu kini jadi buah bibir. Berkah bonus demografi penduduk Indonesia, mengacu hasil Sensus Penduduk 2020, dari 274 juta populasi penduduk saat ini ternyata 33,5 persen adalah generasi milenial. Siapa generasi milenial? Mereka yang terlahir dari tahun 1982 sampai 1997, artinya mereka yang kini berusia sekitar 24 sampai 39 tahun.
"Mereka adalah generasi yang dinamis, sangat sadar dan paling menguasai skill digital. Sebab, mereka lahir dan tumbuh di saat 'booming' digital sedang berkembang,” ucap Fahriy Dinarsyah, founder lokalin.id, saat tampil dalam webinar bertopik “Milenial sebagai Guru Literasi Digital”. Webinar yang merupakan bagian dari program nasional Indonesia Makin Cakap Digital tersebut digelar oleh Kementerian Kominfo bersama Debindo untuk masyarakat Kabupaten Gunung Kidul, DI Yogyakarta, 28 Juni lalu.
Fahriy melanjutkan, kelebihan kemampuan dan penguasaan skill digital pada kelompok milenial, mestinya dijadikan sebagai peluang dan tantangan untuk menjadi pendidik dengan visi masa depan buat masyarakat yang lebih luas.
Ujian pandemi yang saat ini terjadi, lanjut Fahriy, mestinya menjadi momentum bagus buat generasi milenial untuk bisa tampil memberi manfaat yang lebih luas bagi masyarakat. Khususnya dengan hadirnya pendidikan kecakapan digital buat masyarakat. Saatnya juga milenial tampil menjadi guru masyarakat yang ingin menambah wawasan lebih luas, tanpa batas waktu dan ruang.
"Inilah momentum pemanfaatan digital untuk memajukan masyarakat yang terpuruk karena pandemi untuk belajar segala keterampilan dan wawasan. Kini, dengan digitalisasi, bisa diwujudkan tanpa terbatas ruang kelas dan jadwal waktu belajar. Kapan saja masyarakat bisa belajar dan di mana saja, sambil apa saja. Asal ada ponsel dan akses jaringan ke web, segala macam konten bisa diberikan. Masyarakat bisa belajar multi wawasan," papar Fahriy.
Apa yang perlu diperhatikan generasi milenial kalau ingin berperan menjadi guru masyarakat yang bisa memberikan multi informasi dan manfaat?
Menurut Dr. Delly Maulana, pemateri lain, dosen Universitas Serang Raya, ada tiga peran penting yang mesti dikelola oleh milenial.
Pertama, interaksi. Pilih model interaksi dua arah dengan membuat pola komunikasi efektif. Tetapi akan lebih banyak manfaat kalau milenial membuat konten-konten positif yang bisa ditonton massal lewat beragam medsos di Youtube atau Tiktok. Misal, beragam ilmu beternak dan pertanian modern atau ilmu desain web yang bisa diaplikasikan mudah di rumah oleh remaja dan pengangguran.
"Itu akan membuat peran kedua, partisipasi. Yakni, merangsang keterlibatan dan peran serta masyarakat lebih banyak. Sehingga bisa mewujudkan peran ketiga, kolaborasi. Yakni, kerja digital lintas generasi untuk kerja bareng yang lebih bermanfaat di skala kampung, desa bahkan antarwilayah. Dengan kelebihan teknologi digital, hal itu lebih mudah diwujudkan. Bikin pelatihan, kursus bahasa, dan beragam potensi pekerjaan masa depan yang bisa ditonton dan diajarkan lewat medsos, yang kini banyak pilihan aksesnya,. Cukup dari ponsel dan belajar di mana saja," ujar Delly.
Dalam webinar tersebut, selain Fahriy dan Delly, juga tampil pemateri lainnya: Sri Astuty (dosen Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin), Dr. Krismartini (dosen Universitas Diponegoro Semarang), juga menampilkan key opinion leader seorang travel blogger Decky Try, serta Mafin Risqi selaku moderator.
Hal lain yang juga perlu diwaspadai, dan ini mesti diajarkan generasi milenial pada lingkungan masyarakat di masa kini adalah ancaman kejahatan digital. Jangan sampai anak-anak dan remaja sampai tercandu game online dan judi online. Di banyak daerah, keduanya menjadi problem rumah tangga serius. Anak kecanduan game dan bapaknya kecanduan judi online sampai menjual segalanya.
"Generasi milenial mesti tampil mengedukasi. Karena ke depan kecakapan digital yang mestinya ingin kita wujudkan adalah yang positif, mencerdaskan, bermanfaat, dan makin menyejahterakan semua masyarakat. Sehingga diharapkan akan menjadikan Indonesia lebih sejahtera dengan pemanfaatan beragam peluang positif kecakapan digital dengan peran aktif generasi milenial," ujar Sri Astuty optimistis, memungkas diskusi. (*)
Post a Comment