Langkah Memfiltrasi Konten Negatif di Ruang Publik dengan Platform Digital
GROBOGAN : Pengguna digital seringkali kaget dan mungkin cemas, ketika mengetahui bahwa internet tidak selalu memuat konten positif.
Pengguna digital bisa saja berulang kali tidak sengaja menemui konten-konten negatif yang berbahaya, di mana konten tersebut hanya merupakan hasil pencarian yang tidak disengaja muncul ketika kita memanfaatkan riwayat pencarian search engine.
"Pengguna digital mesti yang aktif bagaimana memfiltrasi konten-konten negatif itu," kata Komisioner KPU Kabupaten Grobogan M. Machruz saat menjadi pembicara dalam webinar literasi digital bertema ”Ruang Diskusi Publik Melalui Platform Digital" yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Jumat (6/8/2021).
Machruz menjabarkan filtrasi konten negatif itu bisa dilakukan dalam beberapa langkah. Pertama, dengan menganalisis konten negatif itu, seperti apa isinya, siapa sasarannya, juga apa dampak dari konten negatif itu pada yang dituju. Analisis ini juga mencakup bagaimana model konten negatif itu disebarkan dan siapa saja penerima pesannya.
"Langkah kedua filtrasi konten negatif bisa dilakukan dengan melakukan verifikasi atas konten itu," jelas Machruz.
Langkah verifikasi ini berkaitan dengan kejelasan dan kebenaran dari konten itu agar terhindar dari luapan informasi di media digital. Ada sejumlah cara untuk mengecek validitas sebuah konten, yaitu melalui sikap tabayyun agar terhindar dari kesalahan dalam menyikapi konten negatif.
Untuk memverifikasi konten negatif dalam ruang media digital banyak cara melakukan cek dan ricek. "Misalnya konten itu berisi informasi bernada ujaran kebencian dan tidak etis, kita bisa langsung mencurigai konten tersebut. Jadi teliti terlebih dahulu siapa yang menyampaikan informasi dengan cara mengecek sumber seperti Google News," ujarnya.
Apabila tidak dapat divalidasi oleh sumber resmi yang lain, kemungkinan besar konten negatif berbentuk berita itu palsu.
"Langkah ketiga filtrasi konten negatif ini yakni dengan melakukan evaluasi," kata Machruz. Lewat evaluasi ini kita merumuskan kembali apa sebab dan muasal konten negatif muncul, sehingga akar persoalannya menjadi bagian pemecahan masalah untuk mengantisipasi berulangnya konten negatif yang sama di kemudian hari.
"Sedangkan langkah keempat filtrasi konten negatif yakni dengan cara meningkatkan partisipasi. Sebagai pengguna digital kita mesti bergotong royong, saling menjaga, agar ruang digital tak didominasi konten negatif. Salah satunya dengan memperbanyak konten positif," tegas Machruz.
Narasumber lain, Head of Operation PT Cipta Manusia Indonesia Rizqika Alya Anwar mengatakan, ruang digital akan memberi feedback positif bilamana kita sebagai pengguna juga konsisten bersikap positif di ruang tersebut.
"Ingatlah pepatah, perlakukan orang lain seperti kamu memperlakukan dirimu sendiri. Ini berlaku pula ketika kita berinteraksi di ruang digital, apa yang kita berikan itu yang akan kita dapatkan," kata Rizqika.
Webinar kali ini juga menghadirkan narasumber Krisno Wibowo (pemred Suarakampus.com) dan Daryono (editor Tribunnews) serta dimoderatori Zacky Ahmad dan Eryansyah sebagai key opinion leader. (*)
Post a Comment