Hati-hati Bermedia Sosial. Simak Ini Agar Dunia Digital Bermanfaat
Pemalang - Saat ini banyak masyarakat yang dijajah oleh media sosial. Banyak perkataan yang diputarbalikkan, sehingga memberikan informasi yang menyesatkan, menimbulkan fitnah hingga perpecahan.
Hal itu diungkapkan Pemred PadasukaTV & Direktur Eksekutif ITF, Yusuf Mars dalam webinar literasi digital dengan tema ”Sopan dan Beradab Berdigital di Masa Covid-19” yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo bagi warga Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Senin (9/8/2021).
“Media sosial mampu memanipulasi fakta sosial, dari keadaan nyata sesungguhnya menjadi kabur,” kata Yusuf.
Dalam dunia digital, ia mencontohkan adanya kasus yang sempat menjadi perhatian publik, yakni provokasi yang dilakukan oleh Dr Lois Owien. Lois Owien merupakan dokter yang jadi perbincangan karena tidak percaya Covid-19. Dalam sebuah acara talk show, Lois mengatakan, pasien Covid-19 yang meninggal dunia di rumah sakit bukan disebabkan karena virus SARS-CoV-2. Menurutnya pasien meninggal karena interaksi obat yang berlebihan.
Yusuf mengatakan, perlu adanya penanaman sikap sopan dan beradab dalam berdigital, salah satunya dengan cara membuat konten yang positif. Konten positif yang dimaksud Yusuf yakni tidak menyinggung, memunculkan polemik maupun berbau SARA. Konten positif bisa berarti menjalankan nilai Pancasila dan kebhinnekaan.
Kemudian merumuskan visi dan misi penyampaian pesan keagamaan yang memegang teguh pada landasan etik dan moral Pancasila dengan pemahaman bahwa esensi agama adalah kedamaian. Kemudian juga menjaga etika.
”Konten yang positif, yaitu konten berisi pesan-pesan moral yang inklusif, tidak provokatif, tidak mengandung unsur kebencian, hoaks, pornografi, unsur intoleran, radikalisme dan ekstremisme,” tegas Yusuf.
Selain itu, konten selalu disesuaikan dengan kebutuhan masa kini dan kecenderungan masyarakat sekarang.
Narasumber lainnya, Pengawas Madrasah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jepara, Musta'in memaparkan strategi membangun dunia digital yang sopan dan beradab.
Menurutnya, strategi dalam membangun dunia digital yang sopan dan beradab yakni dengan menghiasi dunia maya dengan berbagai konten damai, kesantunan, pendidikan karakter atau budi pekerti.
Kemudian menghiasi dunia maya dengan berbagai konten atau informasi dan pengetahuan yang penuh pesan-pesan penguatan kebangsaan dan cinta Negara Kesatuan Republik Indonesia. Termasuk pula penanaman 4 pilar kebangsaan Indonesia, yakni Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI.
”Terakhir, menghiasi dunia maya dengan konten moderasi beragama sebagai ruang pengetahuan dan informasi yang berisi dengan pengetahuan damai, toleran, inklusif, dan terbuka, serta dengan literasi digital,” tuturnya.
Musta’in juga menyampaikan ihwal pentingnya etika dalam bermedia sosial. Menurutnya, para pengguna media sosial harus hati-hati dalam menyebarkan informasi ke publik, dan memakai etika saat berinteraksi dengan siapa pun di media sosial.
”Pastikan unggahan di media sosial tidak mengandung unsur SARA, pornografi, bullying, radikalisme, ujaran kebencian, persekusi, dan manfaatkan medsos untuk membangun jaringan atau relasi dalam hal kebajikan,” jelasnya.
Musta’in juga mengingatkan agar ketika mengunggah suatu konten cantumkan sumber konten yang diunggah, dan tidak mengunggah apa pun yang belum jelas sumbernya. ”Manfaatkan media sosial untuk menunjang proses pengembangan diri,” pungkasnya.
Diskusi virtual yang dipandu oleh moderator Triwi Dyatmoko itu juga menghadirkan narasumber Pemimpin Redaksi agendaindonesia.com, Prasidono Listiaji, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Pemalang Fahrur Razi, serta Content Creator Dwi Apri selaku key opinion leader. (*)
Post a Comment