Hampir 900 Peserta Ikuti Webinar Transformasi Digital untuk Pendidikan Lebih Bermutu
PATI : Hampir 900 peserta antusias mengikuti webinar literasi digital bertema "Transformasi Digital untuk Pendidikan yang Lebih Bermutu", yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Senin (23/8/2021)
Para peserta webinar pun secara seksama memberi perhatian dan banyak melontarkan pertanyaan atas paparan yang disampaikan para narasumber yang diisi oleh dosen Universitas Serang Raya Ahmad Sururi, fasilitator Nasional Aulia Putri Juniarto, dosen UMY Aswad Ishak, dan dosen IPMAFA Pati Isyrokh Fuaidi.
Dalam webinar yang dimoderatori Bobby Aulia dan Vaniya Savira selaku key opinion leader itu, dosen IPMAFA Pati Isyrokh Fuaidi mengungkapkan, bahwa di masa pendidikan serba digital ini, tak cukup hanya fasih atau terampil saja mengoperasikan gawai. "Tapi juga mampu bermedia digital aman, sehat, dan penuh tanggung jawab," kata Isyrokh.
Isyrokh menyebut para orangtua dan guru sangat perlu menanamkan budaya berdigital yang baik bagi siswa. Hal ini memerlukan kemampuan membaca, menguraikan, memeriksa, membiasakan dan membangun wawasan kebangsaan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari.
Isyrokh mengungkapkan, dunia pendidikan saat ini mengalami transformasi model pembelajaran yang sangat cepat. "Kita menuju blanded - ubiquitos learning, yakni e-learning yang menjadi tahap awal menuju blended learning atau ubiquitos learning," urainya.
Berangkat dari hal itu, maka kelas tidak lagi merujuk satu hal yakni kampus atau sekolah. Ini membuat karakter pembelajaran konvensional menuju disrupsi besar-besaran.
"Sumber daya IT atau edutech menjadi vital perannya, karena semua bergantung pada sarana dan sumber daya manusia dengan IT yang baik. Terjadi revolusi sumber daya, yang menuntut semua harus upgrading dan upskilling mulai dari hardware-software, human capitol resourcing," beber Isyrokh.
Isyrokh mengungkap jika tak mau tertinggal menghadapi transformasi digital dunia pendidikan ini, digitalisasi media pembelajaran pun mutlak dilakukan. Karena semua serba online, perangkat digital smartphone hingga laptop jadi sarana utama dan pembelajaran daring akan terus dipakai. Tak hanya saat pandemi Covid-19 saja.
Itu sebabnya, materi pembelajaran dituntut menyajikan visualisasi lebih menarik agar tak membosankan. Bagaimanapun teknologi lebih efektif dan efisien dalam membantu setiap proses pembelajaran itu," tegas Isyrokh.
Lebih lanjut, Isyrokh mengungkap pandemi Covid-19 telah mengakselerasi transformasi dunia pendidikan dari pertemuan tatap muka menjadi pembelajaran online yang membawa dampak positif karena semua sistem dan metode beralih ke bentuk daring dan serba digital.
"Ini membuat upaya Indonesia menyambut revolusi industri 4.0 yang semua aspek kehidupan tidak lepas sentuhan teknologi juga lebih cepat terjadi. Hanya saja perlu sentuhan pada edukasi teknologi dan penerapannya bagi siswa, orangtua, dan para pendidik agar kian adaptif, serta menempatkan teknologi untuk pembelajaran lebih optimal," jelas Isyrokh.
Namun, Isyrokh mewanti-wanti agar kemajuan teknologi tak mendisrupsi peran guru dan orangtua. Melainkan kian menguatkan kompetensi SDM yang ada menjadi lebih relevan, terampil, dan adaptif pada pergerakan jaman serta perubahan cepatnya seperti sekarang.
Narasumber lain dalam webinar itu, dosen Universitas Serang Raya Ahmad Sururi mengatakan, hal yang utama tertanam dalam transformasi digital dunia pendidikan ini salah satunya kemampuan seleksi dan verifikasi informasi yang masuk pada peserta didik.
"Peran guru dan orangtua membawa siswa bagaimana kebebesan dan kemudahan informasi ini dibarengi self control agar siswa terhindar atau menghindari berbagai informasi negatif. Meliputi pornografi, cyberbullying, perjudian online, hoaks, ujaran kebencian, juga game-game yang tidak memberi nilai edukasi," tegas Sururi.
Sururi mengatakan, dengan kemampuan seleksi dan memilah informasi, siswa juga akan terhindar dari jebakan misinformasi, disinformasi dan malinformasi.
"Guru dan orangtua bisa mendorong siswa agar terlibat dalam kegiatan yang sifatnya kolaboratif, partisipasif karena di masa digital ini hal itu cukup mempengaruhi perkembangan siswa ke depan," pungkas Sururi. (*)
Post a Comment